"Kita belum bisa memastikan situasi gempa ini (yang terjadi di Sumbar, red) dan biasanya pergerakan lempengan bumi terjadi secara berurutan. Kita harus tetap mewaspadai setiap bencana yang mungkin saja terjadi," katanya.
Sejumlah wilayah di Sumbar pada Rabu (30/9) sore sekitar pukul 17.16 WIB diguncang gempa berkekuatan 7,6 SR, berpusat di 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman 71 km di dasar laut, atau sekitar 57 kilometer arah barat daya Kota Pariaman.
Gempa-gempa susulan dengan intensitas yang lebih kecil dari gempa utama masih terus dirasakan masyarakat Sumbar.
Gempa susulan yang mendekati gempa utama tercatat kekuatan 6,2 SR dan terjadi pada pukul 17:38 WIB dan terjadi di 0,72 Lintang Selatan dan 99,94 Bujur Timur dengan pusat gempa 110 kilometer di dasar laut, sekitar 22 kilometer barat daya Kota Pariaman.
Pertengahan September 2009 satu wilayah di Sumut, yakni Kabupaten Mandailing Natal, juga baru saja dilanda musibah banjir, yang menewaskan sedikitnya sembilan warga dan menyebabkan riabuan jiwa harus mengungsi.
Gubernur juga meminta aparat pemerintahan hingga yang ke tingkat terendah untuk tidak pernah lengah dan mewaspadai setiap fenomena alam yang terjadi.
Masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan diminta mewaspadai bencana tanah longsor, sementara yang tinggal di sekitar kawasan pantai juga diingatkan agar mewaspadai pasang surut air laut.
"Waspadai semua fenomena alam yang terjadi. Jika air laut surut terlalu jauh dan didahului gempa, segera saja menjauh dan mencari daerah ketinggian. Kita harus mengantisipasi segala kemungkinan," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009