Didampingi Bupati Karanganyar Jateng Hj Rina dan Wakil Bupati Wonogiri Jateng Waluyo, Kepala BKKBN mengatakan, pergelaran wayang kulit tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan memantapkan Revitalisasi Program KB melalui media seni budaya tradisional, yang akhir-akhir ini belum optimal perannya dibanding tahun 1980-an.
"Segmen ini sangat penting karena revitalisasi program KB tidak hanya berlangsung 1-2 tahun, tetapi lebih dan itu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Pergelaran wayang kulit yang dikolaborasi dengan seni budaya Nusantara itu akan digelar budaya dari 33 provinsi se-Indonesia yang diikuti 600 seniman, merupakan kerjasama BKKBN dengan Pemkab Pringsewu yang juga dijadwalkan akan mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori, penggagas, penyelenggara dan pendukung.
Pergelaran wayang kulit mengambil ceritera (lakon) "Turunnya Wahyu Makuthoromo" dengan dalang Ki H Begug Purnomosidi (bupati Wonogiri) dan didampingi Bupati Karanganyar Hj Rina dan Bupati Sragen Untung guna memeriahkan pertunjukan tersebut.
"Lakon ini bukan sekadar untuk tontonan tetapi juga mengandung nilai-nilai delapan fungsi keluarga sebagai intisari perwujudan keluarga kecil bahagia sejahtera juga terdapat filosofi dan nilai-nilai luhur serta pesan moral untuk menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara secara arif dan bijaksana," kata Sugiri.
Dia menambahkan, di samping pengaruhnya yang masih sangat besar, pergelaran wayang kulit ini juga sangat efektif bila dipakai untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, terutama untuk mempopulerkan kembali program KB nasional melalui bebagai media.
Momentum ini ditandai pula dengan pergelaran pertama tarian Bedoyo Kencono Asthobroto ciptaan Ki H Begug Purnomosidi tentang delapan fungsi keluarga dan delapan sifat kepemimpinan.
Dalam rangkaian pergelaran seni budaya nusantara itu juga akan dilakukan bhakti sosial pelayanan KB di RS Husada dan RS Wisma Rini di Kabupaten Pringsewu, Lampung.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
