Kabul (ANTARA News/AFP) - Satu tentara anggota pasukan NATO di Afghanistan tewas akibat ledakan bom pada Rabu di provinsi Khost, Afghanistan Timur, kata pasukan gabungan itu dan pemerintah setempat.

Ledakan itu menghantam di daerah Mando Zayi di Khost, yang mengalami peningkatan serangan pejuang Taliban melawan pemerintah dan tentara asing di Afganistan.

"Saya memastikan ada serangan IED di Khost. Satu anggota ISAF tewas," kata jurubicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

Menurut kebijakan ISAF, jurubicara itu tidak mengungkapkan kebangsaan tentara korban tersebut.

Wali Mandozai Shah, kepala daerah tempat ledakan itu terjadi, menyatakan ledakan itu menghantam kendaraan berlapis baja dan membakarnya.

IED menjadi senjata terpilih pejuang Taliban dalam perlawanan kian mematikan di Afganistan, dengan jumlah tertinggi tentara asing tewas di negara terkoyak perang tersebut pada tahun ini.

Laman mandiri icasualties.org, yang melacak kematian tentara asing di perang itu, melaporkan 379 kematian di antara lebih dari 100.000 tentara NATO dan Amerika Serikat pada 2009, naik dari 294 dalam 2008.

NATO dan Amerika Serikat menempatkan lebih dari 100.000 tentara di Afganistan memerangi perlawanan pimpinan Taliban, yang pada tingkat paling mematikan dalam delapan tahun sejak serbuan 2001 pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Taliban di Kabul.

Perang di Afganistan semakin mematikan pada beberapa bulan belakangan saat Taliban meningkatkan penggunaan IED, yang berdampak menghancurkan.

Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mendapati bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.

IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di propinsi Helmand dan Kandahar.

Terdapat sekitar 65.000 tentara Amerika Serikat di Afghanistan dan serdadu negara adidaya itu akan mencapai 68.000 pada ahir tahun ini.

Dukungan di Amerika Serikat untuk perang di Afganistan mencapai dasar baru, kata jajak pendapat disiarkan pada tengah September.

Jajak pendapat Penelitian Pendapat CNN menunjukkan tingkat tentangan pada kemelut delapan tahun itu, dengan 58 persen petanggap mengatakan menentang perang itu, sementara 39 persen mendukung.

Jajak pendapat sebelumnya CNN, yang disiarkan pada dua pekan sebelumnya, menunjukkan 57 persen dari orang Amerika Serikat menentang perang di Afghanistan.

Pada Juli, 54 persen dari yang ditanya mengatakan menentang perang itu, sudah dengan tajam naik dari 46 persen pada April.

Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adi daya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Komandan tertinggi Amerika Serikat dan NATO di Afganistan pada pekan lalu memperingatkan Presiden Barack Obama dalam laporan rahasia, bahwa perang melawan Taliban akan kalah dalam setahun ini jika tanpa ada tambahan tentara.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009