Medan (ANTARA News) - Gempa-gempa susulan dengan intensitas yang lebih kecil dari gempa utama sebesar 7,6 skala Richter (SR) masih terus dirasakan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) hingga Rabu, (30/9) malam.
"Hingga pukul 22.00 WIB malam ini gempa-gempa susulan masih terus dirasakan di Sumbar," kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Hendra Suwarta, di Medan, Rabu malam.
Menurut dia, gempa-gempa susulan itu terjadi karena kedua lempengan bumi yang bertabrakan, yakni lempeng Euroasia dan Indoaustralia terus mencari posisi yang tepat.
Oleh karena itu setelah terjadi gempa utama berkekuatan 7,6 SR, tercatat gempa susulan yang mendekati gempa utama dengan kekuatan 6,2 SR pada pukul 17:38 WIB.
Gempa yang menguncang Sumbar untuk kedua kalinya itu terjadi di 0,72 Lintang Selatan dan 99,94 Bujur Timur dengan pusat gempa 110 kilometer di dasar laut pada 22 kilometer barat daya Pariaman.
Untuk gempa-gempa susulan, BBMKG Wilayah I Medan kesulitan memantaunya karena jauhnya jarak dan terputusnya komunikasi setelah terjadinya guncangan gempa tersebut.
"Sampai malam ini kami masih kesulitan menghubungi teman-teman BMKG di Padang, Sumbar, untuk megetahui kondisi terkini gempa," jelasnya.
Kendati demikian, BBMKG Wilayah I Medan segera mengirimkan tujuh orang personel dari kantor yang memiliki wilayah kerja Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Sumbar untuk memantau gempa-gempa susulan.
"Malam ini juga kami akan mengirim tujuh orang personil untuk memantau perkembangan gempa di Sumbar," katanya.
Sebelumnya pada Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB gempa berkekuatan 7,6 SR terjadi di Sumbar dengan pusat gempa berada di 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman 71 km di dasar laut, 57 kilometer arah barat daya Pariaman.
Di Kota Medan dan Sidikalang, Sumut gempa dirasakan dengan intensitas I-II modified mercally intensity (MMI), kemudian Rantau Parapat, Sumut II-III MMI dan Padang, Sumbar VI-VIII MMI.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009