Jakarta (ANTARA News) - Kebudayaan direncanakan menjadi tema pariwisata pada 2010 di samping tema wisata bahari (marine) yang akan dilanjutkan.
"Kita akan kedepankan kebudayaan atau culture termasuk heritage sebagai tema pariwisata tahun depan," kata Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan Indonesia merupakan negara yang kaya dengan karya budaya bernilai tinggi yang potensial untuk dijadikan objek wisata.
Karena itu, menurut dia, tema kebudayaan sangat pas diterapkan sebagai fokus pariwisata di samping sebagai upaya pelestarian budaya bangsa.
"Kebudayaan jadi tema baru dan tema 2009 yakni Marine dan Mice saya pikir harus juga dilanjutkan," katanya.
Sapta berpendapat, Indonesia yang merupakan negara kaya karya budaya juga merupakan negara kepulauan terbesar dengan kepemilikan laut yang luas.
"Jadi tema soal bahari tidak bisa hanya sekali tetapi berkelanjutan," katanya.
Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang dipisahkan oleh perairan luas. Dengan kondisi itu, wisata bahari merupakan pilihan paling cocok bagi Indonesia.
Perairan yang potensial menjadi objek wisata di tanah air, kata Sapta, merupakan modal dasar bagi Indonesia untuk mengembangkan wisata bahari yang diminati wisatawan.
"Modal sudah ada jadi tinggal bagaimana kita meningkatkan kemampuan untuk membuat paket wisata yang menarik bagi wisatawan," katanya.
Hal itu amat ditentukan oleh integrasi tiga komponen yakni keramahtamahan, akses transportasi, dan pelayanan.
Pihaknya menilai penetapan tema pariwisata sebagai salah satu agenda penting untuk menarik lebih banyak kunjungan wisman ke tanah air.
Apalagi pada 2010, pihaknya berencana menaikkan target jumlah kunjungan wisman menjadi tujuh juta dari 6,4 juta wisman pada 2009.
Demi mendongkrak jumlah kunjungan wisman, pihaknya secara ofensif melakukan promosi dan pemasaran langsung ke sejumlah negara yang menjadi target pasar dengan kontribusi wisman yang positif.
"Kita ofensif melakukan pemasaran ke daerah yang tumbuh positif seperti Australia, China, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Eropa Timur, dan Timur Tengah," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009