Penghargaan itu disampaikan Ketua Dewan Gubernur Crawford Fund, Neil Andrew, kepada Ketut Sugama dalam satu acara yang turut dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Canberra Dr.Aris Junaidi dan sejumlah pejabat KBRI Canberra lainnya yang tengah berkunjung ke Adelaide.
Ketut Sugama mengatakan, "Crawford Fund Award" yang diterimanya Rabu malam ini merupakan pengakuan dan penghargaan atas keberhasilannya mengembangkan teknologi pembenihan ikan-ikan laut, khususnya Kerapu, yang ikut membantu masyarakat pantai meninggalkan cara-cara penangkapan ikan yang merusak lingkungan.
"Katanya (Crawford Fund), saya berhasil mengembangkan teknologi pembenihan ikan-ikan laut, terutama ikan Kerapu, sehingga ikut membantu menghindarkan masyarakat dari merusak karang lewat bom ikan berbahan sianida," katanya.
Selama ini, ia telah pun menjalin kerja sama erat dengan Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR).
Menanggapi keberhasilan Dr. Ketut Sugama, MSc, Adikbud RI di KBRI Canberra Dr. Aris Junaidi menyebutnya sebagai pengakuan internasional atas prestasi riset Indonesia yang manfaatnya juga dirasakan Australia.
Sebelum menjadi direktur pembenihan di Ditjen Perikanan Budidaya DKP, Ketut Sugama pernah mengepalai Balai Riset Perikanan Budidaya Laut di Gondol, Bali (1990-2002).
Crawford Fund sendir merupakan lembaga nirlaba yang mendukung pengembangan riset pertanian dunia. Lembaga non-pemerintah yang didirikan Akademi Sains Teknologi dan Teknik Australia (AATSE) tahun 1987 itu menyandang nama Sir John Crawford untuk mengenang jasanya bagi pengembangan riset pertanian dunia.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009