"Saya cemas dengan keluarga di Padang karena berkali-kali menelpon belum tersambung," kata Nining kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Menurut dia, orang tua dan mertuanya masih berada di Sumatra Barat dan belum ada kabar beritanya karena tak bisa dihubungi. "Kalau rumah orang tua jauh dari lokasi bencana, mertua saya yang daerah tempat tinggalnya agak berdekatan," katanya.
Amriadi juga mengaku, merasa cemas dengan nasib orang tua dan keluarganya yang tinggal di daerah Pariaman tepatnya di Desa Ulakan, daerah lokasi yang dekat dengan pusat gempa.
"Terakhir kontak sekitar pukul 18.00 WIB, setelah itu keluarga tak bisa dihubungi lagi," katanya.
Menurut dia, saat kontak terakhir keluarganya saat itu cukup panik karena tempat tinggalnya di daerah pantai. Sementara itu berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, beberapa rumah sudah hancur terkena gempa.
Tapi lanjutnya, keluarganya tidak mengungsi karena tak tahu harus pergi kemana. "Keluarga nggak tahu mau kemana," katanya.
Selain terus berusaha menghubungi keluarga di kampung, Amriadi juga mencari informasi dari keluarga lainnya yang ada di Medan. Dia mengaku penasaran karena putus hubungan dengan orang tua dan saudara-saudaranya di kampung.
Humas Telkom Padang, Diche Yunyana, yang dihubungi ANTARA dari Medan,gempa yang terjadi membuat jaringan telepon kabel di daerah itu terputus, tetapi Telkom berupaya segera mengatasinya.
"Benar hubungan telepon kabel mengalami gangguan atau terputus sehingga hubungan ke telepon rumah atau kantor tidak bisa. Tapi bagi pengguna Flexi, hubungan masih cukup bagus," katanya.
Analis Data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Esti mengatakan, pihaknya mencatat, gempa terjadi di 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman 71 km di bawah dasar laut.
Pusat gempa berada pada wilayah Pasaman atau 78 km barat laut Kota Padang, 99 km barat daya Bukit Tinggi atau 106 km timur laut Kepulauan Mentawai.
Namun gempa itu tidak berpotensi tsunami, katanya.
Berdasarkan pantauan, getaran gempa itu terasa hingga ke sejumlah daerah di Sumatra Utara termasuk Kota Medan sehingga mengakibatkan beberapa penghuni rumah dan perkantoran di daerah itu berhamburan ke luar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009