Medan (ANTARA News) - Sejumlah kebakaran terjadi di Padang menyusul "hoyakan" gempa berkekuatan 7,6 SR, Rabu, yang juga dirasakan goncangannya melanda wilayah di Sumatera Utara, Riau dan Singapura.
Laporan yang diterima ANTARA Medan dari sejumlah warga Kota Padang mengatakan, kebakaran rumah terjadi di kawasan Jati dan sebuah Plaza atau pusat perbelanjaan di wilayah lain juga jadi korban si jago merah.
Elda Gusneri, mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang (UNP) memberitahu bahwa banyak warga yang belum berani masuk ke dalam rumah, karena khawatir terjadi gempa susulan.
Rumah warga Jati banyak yang rusak, terutama rumah batu tampak dari dindingnya yang ambrol, sedangkan warga setempat banyak berada di halaman bangunan yang agak luas, seperti kantor atau gedung pemerintahan, katanya.
Seorang dosen UNP, Bambang dan isterinya yang berdomisili di kawasan lain kota itu dilaporkan belum berhasil menemukan anak semata wayang mereka, Aditiya, pelajar sebuah SLTP yang berada di sebuah gedung mengikuti kursus di Sony Sugema ketika gempa terjadi sekitar pukul 17:16 WIB, sementara gedung kursus itu rusak berat.
Laporan lain menyebutkan bahwa warga juga banyak yang mengamankan diri di masjid-masjid yang berada sekitar lingkungan tempat tinggal mereka, namun informasi lebih lengkap tentang kebakaran yang terjadi belum diketahui.
Warga Minang di luar kota Padang dilaporkan masih banyak yang cemas karena tidak dapat menghubungi keluarga mereka, meski sambungan telepon seluler sudah mulai berfungsi kembali.
"Jaringan telepon seluler yang berfungsi itu hanya yang disediakan operator tertentu," kata Amrina, seorang warga.
Sebuah keterangan yang diterima ANTARA Medan melalui jejaring sosial "Face Book" menyebutkan bahwa sejumlah kenderaan terjatuh di tikungan (kelok) 44 di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam akibat goncangan gempa tersebut.
Sejumlah kenderaan roda empat jatuh dari badan jalan karena saat sedang meliuk-liuk di rute lereng bukit yang juga menjadi bait sebuah lagu itu, tetapi informasi lebih lanjut mengenai kecelakaan tersebut belum diketahui, katanya.
Gambaran umum tentang dampak gempa di kota "bingkuang" Padang belum diketahui, termasuk kondisi di kawasan pemukiman sepanjang bibir Pantai Padang.
Seorang warga Padang yang berdomisili di Jakarta, Ny.Syafni Richard memberitahu bahwa rumah orang tuanya tidak jauh dari pantai itu di kawasan elit, Jalan Pancasila Padang sudah rata dengan tanah, tetapi penghuninya berhasil menyelamatkan diri atau terhindar dari musibah.
Rumah bernuansa masa lalu tersebut dan tanahnya sempat bernilai miliaran rupiah tetapi beberapa tahun terakhir nilai jualnya anjlok setelah isu tentang ancaman tsunami yang akan "menggulung" kota Padang merebak secara luas ditengah-tengah masyarakat setempat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009