Balikpapan (ANTARA News) - Dalam dua hari terakhir lima pesawat dari Balikpapan batal mendarat di Bandara Juata Tarakan, Kalimantan Timur, karena asap yang menyelimuti kawasan tersebut.
Lima pesawat milik maskapai Mandala, Batavia, dan Sriwijaya yang hendak mendarat di Tarakan pada 28 dan 29 September tersebut terpaksa kembali dan mendarat lagi di Bandara Sepinggan Balikpapan, kata Pelaksana Tugas Sementara Humas PT Angkasa Pura I, Hulman Wesly, di Balikpapan hari ini.
Beberapa penerbangan terpaksa dibatalkan sehingga sebagian calon penumpang memilih jalan darat, sebagian lagi melalui Bandara Kalimarau, Berau, baik dari Samarinda maupun Balipapan.
Kabut asap yang menyelimuti beberapa daerah di Kalimantan karena ada kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah (Kalteng) termasuk di Balikpapan.
Menurut Hulman bahwa adanya kabut asap tersebut hingga sekarang belum mempengaruhi atau mengakibatkan gagalnya pendaratan di Bandara Sepinggan Balikpapan.
"Letak bandara Sepinggan yang berada di dekat laut sehingga apabila ada kabut asap akan terbawa angin ke arah laut," katanya.
Selain itu, bandara Sepinggan sebagai salah satu bandara internasional di Indonesia sudah dilengkapi dengan Instrument Landing System (ILS).
"Dengan menggunakan ILS tersebut, maka pesawat yang akan melakukan pendaratan sudah dapat mengetahui kondisi di bandara dari kanal-kanalnya," kata Hulman.
Kabut asap juga mempengaruhi para nelayan di Balikpapan yang akan melaut untuk mencari ikan.
"Kabut asap ini sudah terjadi hampir lima hari, sehingga saat melaut pandangan kita jadi terganggu dan kadang-kadang terasa sesak karena bau asap," Udin, salah satu nelayan di kelurahan Manggar, Balikpapan Timur.
Hal tersebut menyebutkan beberapa nelayan agak takut untuk berlayar, karena kabut asap mempengaruhi jarak pandangnya saat melakukan kegiatan melaut, katanya.
"Kami jadi takut untuk melaut yang agak jauh untuk mencari ikan, maka tangkapan juga agak menurun," kata Udin.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009