penyaluran dan pengendalian stok pupuk bersubsidi dapat lebih tepat sasaran, valid dan terverifikasi

Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company memperkuat digitalisasi dalam menjalankan roda bisnis perusahaan, termasuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi, dalam menghadapi tatanan normal baru.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan dalam mendukung penyaluran pupuk bersubsidi, Perseroan telah mengembangkan aplikasi Web Commerce (WCM), Aplikasi Gudang (APG), dan Sistem Informasi Niaga (Siaga). Siaga merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang menyajikan informasi penebusan dan stok pupuk subsidi yang diakses secara real-time dan akurat.

"Aplikasi Siaga akan menunjang penerapan aturan e-RDKK dan Kartu Tani, sehingga penyaluran dan pengendalian stok pupuk bersubsidi dapat lebih tepat sasaran, valid dan terverifikasi. Sekaligus mencegah terjadinya duplikasi penerima pupuk bersubsidi," kata Aas di Jakarta, Kamis.

Aas menambahkan aplikasi Siaga ini akan diintegrasikan dengan sistem Kartu Tani, sehingga memudahkan para produsen pupuk dan pemerintah melakukan pengawasan pupuk bersubsidi di lapangan mulai dari gudang produsen sampai dengan tingkat petani.

Bagi Pupuk Indonesia Grup, kehadiran aplikasi ini menjadi solusi terhadap peningkatan ketertiban administrasi penyaluran pupuk bersubsidi yang berbasis teknologi informasi.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga telah mengoptimalkan teknologi digital di berbagai aspek operasional, seperti mengoptimalkan digital office untuk pengelolaan arsip dan surat menyurat, pelaksanaan rapat virtual, hingga absensi kehadiran melalui aplikasi absensi online berbasis geo-tagging.

Khusus untuk aspek produksi, perseroan telah menggunakan aplikasi ERP modul Production Planning (PP) & Plant Maintenance (PM) serta mengembangkan aplikasi Digital Fertilizer untuk menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi, membantu terlaksananya program preventif dan prediktif maintenance, guna meningkatkan realibility serta menurunkan angka shutdown di pabrik. Aplikasi ini juga membantu kelancaran dalam rencana perbaikan yang diperlukan.

Tak ketinggalan, untuk memantau kondisi kesehatan pegawai, perusahaan juga telah mengembangkan aplikasi pantau COVID-19 (PanCO). Lewat aplikasi tersebut, perusahaan dapat mengetahui kondisi kesehatan terkini, riwayat pemantauan dan pemeriksaan terhadap karyawan, tenaga alih daya beserta keluarga.

Perusahaan juga telah mengimplementasikan Single System Enterprise Resources Planning (ERP)-SAP, bertujuan agar proses bisnis lebih terintegrasi antara satu dan lainnya. Implementasi ERP mencakup proses bisnis produksi, pemeliharaan, pemasaran, pengadaan, akuntansi, keuangan, hingga sumber daya manusia.

"Kami juga telah memaksimalkan penggunaan aplikasi Digital Office, Web Anggaran, E-Proc yang dapat diakses secara online dan paperless sehingga dapat mengurangi biaya," kata Aas.

Pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Grup pun dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan terintegrasi melalui sistem Pupuk Indonesia Risk Management Application (PRISMA).

Prisma menjadi sarana dalam melakukan proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko berbasis teknologi informasi. Prisma juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen perusahaan untuk melakukan pemantauan terhadap pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Grup serta untuk mendukung pengambilan keputusan.

Interaksi Pupuk Indonesia dengan stakeholder pun telah menggunakan Sistem Layanan Pelanggan Terintegrasi dan Whistle Blowing System. Hasilnya, tersedia sarana komunikasi dan informasi antara Pupuk Indonesia Grup dengan pelanggan, serta calon pelanggan, secara terintegrasi.

Selain itu, juga tersedia publikasi seputar mekanisme dan dugaan pelanggaran yang dilakukan secara transparan yang dapat diakses secara online.

Baca juga: Pupuk Indonesia siap optimalkan Pasar Digital UMKM
Baca juga: BUMN pupuk dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi nasional
Baca juga: Bulog dan Pupuk Indonesia bersinergi jaga ketahanan pangan nasional

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020