Butir pemikiran itu diungkapkan Presiden dalam menanggapi pidato bersejarah yang disampaikan Presiden Barack Obama di Kairo, Mesir, beberapa bulan lalu.
"Tujuan kita sama: melihat lebih dalam hubungan antara Barat dan dunia Islam serta memetakan jalan ke depan. Presiden Obama berbicara di Kairo untuk `awal baru` antara Amerika dan dunia Muslim. Hari ini, saya katakan bahwa kita dapat `menemukan kembali dunia`," kata Yudhoyono di depan ratusan mahasiswa dan akademisi di gedung John F. Kennedy School of Government Universitas Harvard.
Dunia baru yang disebutkan Yudhoyono adalah dunia yang dipenuhi dengan jiwa keterikatan --bukan penaklukan, kecukupan --bukan kemiskinan, serta pola pikir global yang meruntuhkan permusuhan dan bentrokan antar-peradaban.
Yudhoyono meyakini bahwa Amerika dengan segala sumber daya yang dimilikinya, termasuk dalam bidang ekonomi, sosial dan teknologi, dapat memberikan sumbangan bagi dunia yang baru.
"Peranan Amerika dalam membantu reformasi soal sistem internasional, menyebarkan kesejahteraan, memberdayakannegara-negara miskin, menghentikan konflik-konflik, dan berbagi pengetahuan merupakan modal yang sangat dibutuhkan bagi dunia yang sedang berubah," kata Presiden.
Di bagian lain pidatonya, Yudhoyono juga menawarkan sembilan butir arahan yang dapat dijalankan dunia untuk mewujudkan harmonisasi peradaban, antara lain menjadikan abad ke-21 sebagai abad penggunaan kekuatan lembut (soft power).
Butir arahan juga mencakup peningkatan proses dialog; solusi bagi konflik politik yang sedang bergolak, memberikan perhatian lebih untuk suara dari kalangan moderat, multikulturalisme danh toleransi, pendidikan, reformasi pemerintahan global, serta meningkatkan kesadaran global dan manfaat dari globalisasi.
Kuliah umum itu dihadiri oleh hampir 800 mahasiswa dan akademisi Universitas Harvard.
Acara juga diikuti antara lain oleh Ibu Ani Yudhoyono, putera pertama mereka yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Harvard, Agus Harimurti, yang hadir bersama sang isteri, Annisa Larasati Pohan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009