Jakarta (ANTARA) - Bencana pandemi COVID-19 menyebabkan konsumsi atau permintaan listrik berkurang sehingga berimbas pada sisi pendapatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini di Jakarta, Rabu, mengatakan pada sisi lainnya konsumsi listrik rumah tangga justru mengalami kenaikan drastis, namun hal tersebut belum mampu menutupi pada berkurangnya konsumsi industri dan bisnis.
Dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, ia menjelaskan bahwa penurunan pendapatan pada bulan Mei 2020 mencapai hingga Rp3 triliun.
Biasanya PLN mendapatkan pendapatan bulanan sebesar Rp25 triliun, namun pada bulan Mei hanya sebesar Rp22 triliun.
Baca juga: PLN sebut 98 persen lonjakan tagihan listrik akibat pemakaian naik
Berdasarkan pemaparannya, PLN mengalami kerugian sebesar Rp38,87 triliun pada kuartal I. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, BUMN listrik ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,14 triliun.
PLN memang mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp72,7 triliun atau meningkat 5,48 persen di kuartal I dibanding periode yang sama di 2019. Namun beban usaha PLN mengalami lonjakan drastis yakni sebesar tujuh persen dari Rp73,63 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp78,8 triliun di tiga bulan pertama tahun ini.
Kemudian PLN mengaku tengah menunggu pemerintah untuk mencairkan kompensasi atas subsidi listrik pada tahun 2018 dan 2019 dengan total kompensasi mencapai Rp45,47 triliun.
Baca juga: Kemendag minta PLN tera ulang meter pastikan tarif pemakaian
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020