Tegucigalpa, Honduras (ANTARA News/AFP) - Presiden Honduras Manuel Zelaya yang dijatuhkan Selasa menyerukan protes terhadap tindakan keras pada media oposisi yang telah dikecam secara luas.
"Saya minta perlawanan di jalanan untuk minta agar outlet media yang ditutup kembali di udara," kata Zelaya pada konferesi pers di kedutaan besar Brazil, tempat ia berlindung.
Polisi anti-kerusuhan dan tentara telah menyerang dua media penting oposisi Senin dan menghentikan siaran mereka.
Tekanan meningkat pada pemimpin rezim de facto Honduras Selasa untuk mencabut pengawasan ketat terhadap hak-hak sipil, termasuk larangan berunjuk rasa, yang telah dipertanyakan bahkan oleh Kongres yang pro-kudeta negara itu.
Pemimpin de facto Roberto Micheletti mengatakan Senin malam, ia telah bersiap untuk mengeluarkan dekrit yang akan membatasi kebebasan sipil agar supaya pemilihan presiden November masih dapat diteruskan.
"Tanpa media oposisi, pemerintah tidak dapat mengadakan pemilihan," ujat Zelaya, Selasa.
"Topeng mereka telah jatuh dan kediktatoran itu tidak dapat dibantah," kata Zelaya.
Pemimpin yang dipecat itu minta tekanan lagi dari AS dan Dewan Keamanan PBB.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan, Selasa, ia "sangat mengkhawatirkan" mengenai situasi di Honduras dan menyatakan "keadaan darurat telah meningkatkan ketegangan".
Ban kembali minta jaminan dari rezim de facto untuk melindungi Zelaya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009