"Kalau melihat selisihnya itu ada peningkatan sekitar 28 juta dolar AS lebih. Nilai transaksi kita di bulan April jauh lebih baik dan alami peningkatan. Walaupun bulan Maret dan April, angka kasus COVID-19 sudah cukup tinggi di Sulsel," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, peningkatan nilai transaksi itu karena negara-negara seperti Jepang permintaan untuk kebutuhan nikelnya juga meningkat sehingga mempengaruhi neraca transaksi.
Untuk komoditas unggulan yang selalu menjadi primadona Sulsel yakni nikel. Permintaan Jepang untuk nikel meningkat yang sebelumnya hanya membukukan transaksi sebesar 53,29 juta dolar AS pada Maret menjadi 72,29 juta dolar AS pada April 2020.
Komoditas unggulan lainnya yang membukukan transaksi cukup besar yakni biji-bijian berminyak dan tanaman obat sebesar 9,00 juta dolar AS. Untuk nikel dan biji-bijian kontribusi persentasenya masing-masing sebesar 66,69 dan 8,30 persen untuk seluruh nilai transaksi.
Komoditas lainnya seperti lak, getah dan damar menyumbang 6,50 juta (6,00 persen); besi dan baja sebesar 3,79 juta dolar (3,50 persen); serta Ikan, udang dan hewan air tidak bertulang belakang lainnya sebesar 3,35 juta (3,09 persen); dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan.
"Bila dibandingkan dengan Maret 2020 maka ekspor komoditas nikel mengalami peningkatan sebesar 35,66 persen; biji-bijian berminyak dan tanaman obat naik 44,63 persen; lak, getah dan damar naik sebesar 56,98 persen; besi dan baja turun 40,70 persen; serta ikan, udang dan hewan Air tidak bertulang belakang lainnya meningkat sebesar 5,75 persen," katanya.
Negara tujuan ekspor Sulawesi Selatan pada bulan April 2020 dengan nilai lima terbesar yaitu ke Jepang dengan nilai sebesar 76,37 juta juta dolar (70,45 persen); disusul Tiongkok dengan nilai 23,38 juta (21,56 persen).
Vietnam dengan nilai 3,26 juta (3,00 persen); Australia dengan nilai 1,06 juta (0,98 persen) dan Korea Selatan dengan nilai 0,67 juta (0,62 persen) dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan.
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020