Hillary mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Afghanistan Rangeen Dadfar Spanta selama pertemuan di New York, Amerika Serikat, ia "adalah suara yang kuat yang diperlukan bagi penerapan hukum dan pemerintahan yang baik", kata pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Ia (Hillary) mengatakan sangat penting bahwa pemerintah memperoleh kepercayaan rakyat Afghanistan, dengan menjelaskan proses pemilihan umum, yang diselenggarakan pada 20 Agustus," kata pejabat itu --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Menteri Luar negeri tersebut sependapat mengenai perlunya mendapatkan kepercayaan rakyat Afghanistan," kata pejabat itu.
"Rakyat Afghanistan harus melakukan ini, menangani proses ini dalam penanganan tuduhan kecurangan dalam ... beberapa pekan ke depan," katanya.
Berdasarkan hasil awal yang diumumkan, Presiden saat ini, Karzai, meraih 54,6 persen suara yang dinyatakan sah, sementara pesaing utamanya dan mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah memperoleh 27,8 persen.
Namun hasil itu baru akan diselesaikan setelah penyelidikan mengenai beberapa kecurangan dalam pemilihan umum diselesaikan.
Jika terdapat sejumlah besar suara yang dinyatakan sah, perolehan suara Karzai dapat berakhir pada kisaran 50 persen, sehingga memaksa dia bertanding-ulang melawan Abdullah.
Abdullah, Ahad, berikrar akan memantau penyelidikan mengenai tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum tersebut "sampai akhir".
Washington Post melaporkan Senin bahwa Amerika Serikat dan negara NATO yang mengirim pasukan ke Afghanistan telah memberitahu pemerintah Karzai bahwa mereka percaya ia dipilih kembali kendati ada masalah dalam penghitungan suara.
Washington dan negara NATO juga memberitahu pemerintah Karzai bahwa mereka akan mendukung kebijakan pemimpin Afghanistan itu untuk berusaha membuat petempur Taliban membelot, demikian laporan Washington Post, yang mengutip beberapa pejabat AS yang jatidiri mereka tak disebutkan.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009