Kurt Campbell, pembantu menteri luar negeri untuk Asia, menyatakan bahwa peninjauan kembali kebijakan oleh AS menyimpulkan bahwa junta di Myanmar, sebelumnya dikenal sebagai Burma, ingin sekali berdialog.
"Untuk pertama kalinya dalam ingatan kepemimpinan Burma telah menunjukkan ketertarikan untuk berhubungan dengan AS dan kami bermaksud mengikuti ketertarikan itu," ujar Campbell pada wartawan.
Ia mengatakan bahwa AS ingin melancarkan "proses interaksi terus-menerus" setelah hanya kontak sporadis dalam beberapa tahun belakangan ini.
Namun ia menegaskan bahwa AS tidak akan dengan segera menghentikan sanksi dan akan mendesakkan pembebasan tanpa syarat pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi, yang telah menghabiskan sebagain besar dari dua dasawarsa terakhir dalam tahanan rumah.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009