Jakarta (ANTARA) -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) terus berupaya mempercepat pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi guna mengurangi peran batubara sekaligus mendorong capaian target bauran EBT pada 2025.
Direktur Bioenergi Andriah Febby Misna mengatakan, biomassa yang akan dioptimalkan antara lain bersumber dari sampah dan pelet biomassa dari tanaman energi.
"Kita akan upayakan juga untuk bisa melakukan co-firing dengan biomassa pada pembangkit di PLTU dan mudah-mudahan bisa kita kejar target paling tidak 1-3% di tahun 2025,” ujar Febby di Jakarta, Selasa.
Berikut rencana strategis untuk pengembangan percepatan biomassa sebagai sumber energi berkelanjutan:
1. Memperbaiki tata kelola pengusahaan bioenergi termasuk revisi Peraturan terkait Pembelian Tenaga Listrik dari Energi Terbarukan.
2. Mendorong peningkatan kapasitas PLT Biomassa (project pipeline) dengan memastikan komitmen pihak-pihak terkait dalam pengembangan PLT Biomasa sesuai RUPTL.
3. Mendorong pembangkit Captive Power untuk menjual kelebihan listrik pada PT PLN (Persero) dengan skema Excess Power.
4. Melakukan co-firing pelet Biomassa pada existing PLTU.
5. Pengembangan PLT Biomassa skala kecil untuk Wilayah Indonesia bagian timur dan 3T secara massif.
6. Pengembangan hutan tanaman energi dan pemanfaatan lahanlahan sub optimal untuk biomassa melalui kerja sama dengan KLHK, K/L terkait dan Pemda.
7. Mendorong penggunaan limbah agro industri termasuk re-planting perkebunan sawit untuk pembangkit listrik.
8. Mendorong produksi dan pengembangan pellet biomassa dan RDF yang bersumber dari sampah dan limbah biomassa untuk energi.
Terkait dengan biomass co-firing, Febby mengharapkan semua pihak dapat mendorong upaya pemanfaatan biomassa melalui co-firing baik pada pembangkit yang dikelola PLN maupun swasta.
"Karena biomass co-firing ini akan mampu mendukung optimalisasi pemanfaatan biomassa," tambahnya.
Lebih lanjut, Febby memaparkan bahwa pihaknya telah merancang langkah implementasi biomassa di era normal baru.
"Diantaranya adalah Optimalisasi pengembangan biomassa domestik dan menunda pemanfaatan biomassa untuk ekspor dan Pengembangan penelitian dan pengembangan untuk peningkatan produktivitas tanaman penghasil biomassa domestik," tukasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020