Powell terdengar sangat negatif di sini. Saya pikir dia realistis
New York (ANTARA) - Dolar membukukan keuntungan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menyusul rekor kenaikan penjualan ritel AS pada Mei setelah penurunan dua bulan berturut-turut, memperkuat kepercayaan yang berkembang bahwa yang terburuk mungkin akan berakhir untuk ekonomi terbesar di dunia itu.
Data penjualan ritel mengikuti laporan awal bulan ini yang menunjukkan bahwa ekonomi AS menciptakan 2,5 juta pekerjaan tak terduga pada Mei.
Namun, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menghapus beberapa harapan cerah pada Selasa (16/6/2020), ketika ia melukiskan gambaran yang agak suram dari ekonomi AS setelah pandemi virus corona. Itu tidak menghentikan dolar dari reli, karena komentarnya mendukung daya tarik mata uang safe-haven.
Baca juga: Dolar jatuh, pengumuman obligasi korporasi Fed picu pengambilan risiko
Dalam dua hari pertama audiensi dengan anggota parlemen AS, Powell mengatakan ada ketidakpastian signifikan tentang waktu dan kekuatan pemulihan AS.
"Powell terdengar sangat negatif di sini. Saya pikir dia realistis," kata Juan Perez, pedagang mata uang di Tempus Inc di Washington.
"Dolar AS memperoleh sedikit kenaikan hanya karena ketidakpastian yang disebutkan Powell. Sepertinya para pejabat moneter sedang bersiap untuk resesi yang lebih lama bagi ekonomi AS."
Kesaksiannya datang sehari setelah The Fed mengatakan akan mulai membeli utang perusahaan pada Selasa (16/6/2020) sebagai bagian dari skema stimulus yang sudah diumumkan, dan meluncurkan "Main Street Lending Program" untuk bisnis.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,5 persen menjadi 97,019, dengan euro turun 0,5 persen menjadi 1,1262 dolar.
Greenback, sementara itu, sedikit berubah terhadap yen di 107,29 yen, memangkas kenaikan awal.
Data Selasa (16/8/2020) menunjukkan penjualan ritel AS melonjak 17,7 persen pada bulan lalu, kenaikan terbesar sejak pemerintah mulai melacak data angka tersebut pada 1992.
Data untuk April yang direvisi untuk menunjukkan rekor penurunan penjualan sebesar 14,7 persen daripada yang dilaporkan sebelumnya 16,4 persen. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel akan naik 8,0 persen pada Mei.
"Penguncian berakhir dan titik awal 33 persen untuk tingkat tabungan pribadi memang memberikan bubuk kering yang layak untuk pengeluaran baru," kata David Rosenberg, kepala ekonom dan ahli strategi di Rosenberg Research dalam sebuah catatan penelitian.
Dia menambahkan bahwa dengan serentetan data AS yang solid baru-baru ini, produk domestik bruto riil ekonomi AS akan melihat kontraksi yang "sedikit kurang negatif."
"Saya pikir kuncinya adalah keberlanjutan dan apakah akan ada tindak lanjut ke kuartal keempat. Jadi, itu semua tergantung pada apa yang terjadi pada ekonomi," kata Rosenberg.
Sebelumnya di sesi itu, sentimen investor membaik setelah laporan berita mengatakan bahwa Pemerintah Trump menyiapkan hingga satu triliun dolar dalam pengeluaran infrastruktur yang berfokus pada proyek transportasi sebagai bagian dari dorongan untuk memacu perekonomian AS kembali hidup.
Baca juga: Emas naik 9,3 dolar dipicu kekhawatiran wabah baru COVID-19 di China
Baca juga: Dolar di kisaran paruh tengah 107 yen pada awal perdagangan di Tokyo
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020