Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mentah jatuh di perdagangan Asia, Senin, di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas permintaan energi di Amerika Serikat, pengguna minyak terbesar di dunia, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, turun 21 sen menjadi 65,81 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 39 sen menjadi 64,72 dolar AS.

Kekhawatiran terhadap permintaan energi AS muncul kembali setelah data yang dikeluarkan Jumat menunjukkan pesanan barang tahan lama turun 2,4 persen pada Agustus terhadap ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 0,4 persen.

Barang tahan lama adalah mereka cenderung berusia tiga tahun atau lebih, seperti mobil dan peralatan, dan mewakili segmen kunci dari sektor manufaktur.

"Berita ekonomi internasional pada umumnya mengecewakan

ekspektasi pasar, sehingga pasar minyak dan logam dan kurang terdorong," analis dari Commonwealth Bank of Australia mengatakan dalam sebuah laporan.

"Data ekonomi AS gagal meredakan kekhawatiran bahwa permintaan minyak AS tetap suam-suam kuku," kata mereka.

Ke depan, investor akan mengawasi data AS yang keluar

minggu ini termasuk angka pembayaran upah non-pertanian dan tingkat pengangguran September yang diperkirakan akan dirilis Jumat.

"Fokus utama minggu ini, seperti biasa, adalah gaji non-pertanian dan laporan pengangguran pada Jumat," sebuah laporan DBS Bank Singapore mengatakan.

Pasar memperkirakan kehilangan pekerjaan sekitar 180.000 pada September yang akan merupakan perbaiikan dari 216.000 pekerjaan hilang pada Agustus. Laporan gaji bulanan dipandang sebagai salah satu indikator terbaik dari momentum ekonomi di ekonomi terbesar di dunia.

Bank DBS memperkirakan tingkat pengangguran AS meningkat menjadi 9,8 persen pada September dari 9,7 persen pada Agustus.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009