Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi turun 65 poin menjadi Rp9.715-Rp9.725 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu, karena sentimen pasar masih negatif akibat melemahnya bursa regional.

Koreksi harga terhadap rupiah masih berlanjut yang berlangsung sejak pekan lalu, namun posisi rupiah masih cukup baik di bawah angka Rp10.000 per dolar, kata Pengamat Pasar Uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corfindo Nusa mengatakan, rupiah yang masih terkoreksi ini, akibat belum munculnya faktor baru baik dari dalam maupun dari luar.

Apalagi bursa Wall Street berlanjut melemah sehingga mengimbas bursa regional, akibat data indikator ekonomi AS yang kurang menyenangkan seperti indeks kepercayaan konsumen AS yang merosot, ucapnya.

Meski terpuruk, lanjut dia rupiah masih berpeluang untuk kembali naik, karena investor asing masih berminat untuk kembali masuk ke pasar domestik mengingat tingkat suku bunga rupiah masih cukup tinggi dibanding bunga dolar yang mendekati nol persen.

"Kami optimis rupiah akan kembali membaik hanya menunggu waktu masuknya investor asing kembali ke Indonesia untuk bermain di pasar saham maupun pasar uang," ujarnya.

Rupiah, menurut dia, diperkirakan sepanjang pekan ini akan berada antara Rp9.750-Rp9.850 per dolar AS dalam kisaran yang sempit, karena pelaku pasar lokal masih menunggu masuknya pelaku asing ke pasar saham.

Pelaku asing saat ini masih menunggu data indikator ekonomi AS yang diharapkan akan dapat menggerakkan pasar lebih lanjut, ucapnya.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009