Tegucigalpa, (ANTARA News) - Lima anggota Organisasi Negara Amerika (OAS) ditahan selama enam jam di bandar udara internasional di Honduras, Minggu, dan empat lagi diusir, kata John Biehl, satu-satunya pejabat OAS yang memasuki negeri itu.

Utusan OAS tersebut bermaksud meletakkan kerangka kerja bagi upaya penengahan sementara ketegangan meningkat antara presiden terdepak Manuel Zelaya, yang telah berlindung di kedutaan besar Brazil di Tegucigalpa selama satu pekan belakangan, dan para pemimpin de fakto negeri itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami ditahan di bandar udara. Ada dua warga negara Amerika, dua Kanada, satu orang Kolombia dan saya sendiri di dalam kelompok tersebut," kata Biehl, penasehat Sekretaris Jenderal badan pan-Amerika itu, Jose Miguel Insulza .

Satu anggota kelompok tersebut dikirim ke Amerika Serikat dan tiga orang lagi dikirim ke Kosta Rika, kata Biehl.

"Kami ditahan selama enam jam ... sebagai orang Chile, saya harus mengatakan itu membawa kembali kenangan buruk," kata Biehl, yang menyinggung kediktatoran Augusto Pinochet.

Rejim de fakto di Honduras, yang telah menghadapi kecaman yang meningkat karena caranya melakukan penindasan secara keras sejak penggulingan Zelaya pada 28 Juni, telah berusaha menunda misi OAS tersebut.

Dua pejabat dari Kedutaan Besar Spanyol juga ditolak masuk di bandar udara Honduras pada Minggu, sewaktu mereka kembali ke Honduras setelah berlibur di luar negeri, kata satu sumber diplomatik.

Pemerintah sementara Sabtu malam memberi Brazil ultimatum 10 hari untuk memutuskan apa yang akan dilakukan pada Zelaya.

Rejim tersebut juga menyeru semua diplomat dari negara yang telah memutuskan hubungan dengan Honduras sejak kudeta dukungan militer agar berhenti menggunakan plat nomor diplomatik dan surat kepercayaan mereka, serta mencabut bendera negara itu dan berbagai lencana lain dari semua bangunan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009