Jambi (ANTARA News) - Lebih dari 1.000 warga Kabupaten Merangin, Jambi, yang tersebar di 14 dari 24 kecamatan terserang penyakit chikungunya.
Serangan penyakit yang menyebabkan kelumpuhan sementara dan disebabkan oleh nyamuk ini dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB), kata Kepala Dinas Kesehatan Merangin Sirodjudin Hamid ketika dikonfirmasi, Minggu.
"Meski chikungunya menjadi KLB, sejauh ini tidak dilaporkan adanya penderita yang meninggal," katanya.
Serangan chikungunya memang meresahkan masyarakat, terutama karena korban tidak dapat beraktifitas setidaknya selama lima hari.
Ketika ditanya, ia mengatakan, pengasapan (fogging) saat ini tidak efektif untuk memberantas chikungunya, disamping biayanya yang mahal foging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya masih tetap ada.
Untuk itu yang terpenting saat ini membersihkan lingkungan agar tidak ada lagi sarang nyamuk di sekitar pemukiman warga.
Pernyataan Sirodjudin ini sekaligus menjawab pertanyaan kepala desa di Kecamatan Tabir Selatan yang menginginkan adanya penyemprotan mengingat penyakit chikungunya telah mewabah di desanya.
Ia juga membantah adanya dugaan yang berkembang di masyarakat bahwa bunga (kembang) menjadi media penyebar nyamuk Aides Agepty penyebab penyakit chikungunya. "Itu tidak benar."
Berdasarkan data ada 1.049 kasus chikungunya yang dilaporkan ke Puskesmas yang ada di setiap kecamatan, ternyata di Kecamatan Tabir Selatan ditemukan kasus terbanyak mencapai 497 kasus.
Sementara di Kecamatan Renah Pamenang dan Margo Tabir masing-masing 150 kasus, di Kecamatan Batang Masumai 52 kasus, dan di Kecamatan Tabir Ilir ada 59 orang terkena chikungunya.
Sekretaris Kecamatan Tabir Selatan Yunus mengatakan, untuk kecamatan Tabir Selatan desa yang terbanyak penderita penyakit chikungunya adalah Desa Bunga Tanjung.
Penyakit ini diketahui pada pertengahan puasa dan mencapai puncaknya pada pada 22 September 2009.
Sementara itu Sekda Merangin Khafid Moein mengajak warga desa di Kecamatan Tabir Selatan untuk mewaspadai nyamuk penyebab penyakit chikungunya sekaligus memberantas dengan cara menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009