Jakarta (ANTARA) - Marcus Rashford berjanji melanjutkan perjuangannya agar sekolah terus menggratiskan makanan untuk mereka yang membutuhkan, sambil menyatakan bahwa memerangi kemiskinan anak adalah "jauh lebih besar daripada sepak bola."

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Senin kemarin menolak permohonan Rashford agar anak-anak yang memenuhi syarat untuk skema kupon makanan selama lockdown virus corona untuk terus menerima kupon tersebut setelah tahun akademik berakhir.

Namun, akhirnya pemerintah Inggris mengabulkan permintaan Rashford tersebut. Menurut juru bicara Boris Johnson seperti dikutip Sky, sang perdana menteri memahami situasi yang menimpa orang tua dan anak terdampak virus corona.

Untuk itu mereka memutuskan melanjutkan program voucher makanan gratis itu untuk anak-anak yang membutuhkan.

Nantinya pemerintah Inggris akan menyiapkan voucher makan gratis untuk sekitar 1,3 juta anak-anak di Inggris yang memang masuk program tersebut sepanjang musim panas nanti.

Baca juga: Manchester City akan kenakan jersey khusus lawan Arsenal

Di setiap pekannya, setiap anak mendapatkan voucher makanan bernilai 15 pounds (Rp 268 ribu) untuk membeli makanan dalam sepekan. Program ini akan berlangsung sekitar enam pekan ke depan.

Ketika permintaannya ditolak, Rashford menyatakan bahwa ia tidak akan mundur untuk terus berusaha meyakinkan pemerintah Inggris agar melanjutkan program voucher makan gratis kepada anak-anak sekolah yang membutuhkan.

"Kami belum kalah, berdiri kuat untuk 200.000 anak-anak yang belum makan hari ini dan terus me-retweet #maketheUturn," tulis penyerang Manchester United sekaligus timnas Inggris itu di Twitter dalam laman Goal.

Dalam sebuah artikel untuk The Times, Rashford meminta pemerintah "melakukan hal yang benar" dan "sedikit mengurangi beban keluarga kita yang membutuhkan."

Baca juga: Manajer Sheffield United berharap bisa segera tancap gas lagi

"Orang sering bertanya kepada saya bagaimana rasanya mencetak gol penalti penentuan melawan PSG untuk menyingkirkan mereka dari Liga Champions musim lalu, jawaban saya selalu sama: apakah kita maju dan memenangkan turnamen?" tulis penyerang berusia 22 tahun itu.

"Hari ini saya fokus pada trofi yang mewakili sesuatu yang jauh lebih besar dari sepak bola. Membatalkan keputusan untuk menghentikan skema kupon makanan gratis setelah tahun akademi selesai dapat membantu kita mencapai babak selanjutnya, tetapi kita masih memiliki jalan yang sangat panjang sebagai negara untuk akhirnya mengangkat trofi."

"Dalam hal ini, trofinya adalah memerangi kemiskinan anak," lanjutnya. "Saya tidak mengklaim memiliki pendidikan seperti seorang anggota parlemen, tetapi saya memiliki pendidikan sosial."

Rashford juga mengaku bahwa sepuluh tahun lalu ia juga termasuk anak yang menerima voucher tersebut, jadi ia sangat mengerti apa yang dirasakan anak-anak yang membutuhkan itu.

Baca juga: Solksjaer yakin Henderson kiper nomor satu MU masa depan

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020