Doa bersama yang dihadiri sekitar 200 warga tersebut, Sabtu malam, dipimpin oleh ustaz Wibisono yang berasal dari Palur, Kabupaten Karanganyar.
Sebelum dilakukan doa bersama, Ustaz Wibisono memberikan ceramah kepada para warga yang hadir dalam acara yang juga dilakukan untuk halal bihalal warga.
"Dalam berceramah saya tidak membahas secara langsung mengenai penyergapan sejumlah tersangka teroris yang terjadi sepekan lalu," kata Wibisono di Solo.
Dia mengatakan ceramah ditekankan pada masalah ajaran Islam dan keimanan yang sesuai dengan Alquran.
"Materi ceramah seperti itu saya yakin dapat efektif untuk mengembalikan mental warga agar dapat normal kembali setelah selama sepekan mereka trauma akibat penyergapan tersangka teroris," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan materi ceramah seperti itu juga dapat membuat keimanan dan ketakwaan warga setempat meningkat. "Iman dan takwa yang kuat dapat menciptakan pertahanan warga kampung terhadap orang asing yang membawa ajaran jihad dalam arti sempit," katanya.
Dia mengakui berhati-hati dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan terorisme. "Saya khawatir warga akan semakin trauma jika saya membahas masalah penyergapan tersebut," katanya.
Di samping itu, kata dia, penyergapan sejumlah tersangka teroris sepekan lalu dapat menyadarkan warga agar dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka.
"Warga harus memahami bahwa ajaran Islam selalu mengajarkan pada kedamaian," kata Wibisono.
Sementara itu, ketua RT setempat, Suratmin mengatakan acara doa bersama tersebut digelar juga untuk merekatkan hubungan sesama warga Kampung Kepuhsari.
"Doa bersama ini wujud kebersamaan di antara warga dalam bertekad memerangi teroris," kata dia.
Suratmin mengatakan adanya doa bersama tersebut diharapkan Kampung Kepuhsari tidak lagi disinggahi para teroris.
Aparat menyergap anggota teroris di rumah yang disewa Susilo yang berada di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Kota Solo, pada Kamis (17/9).
Penyergapan tersebut mengakibatkan empat orang tewas, antara lain Noordin M Top, Susilo alias Adib, Bagus Budi Pranoto, dan Ario Sudarso, serta satu orang lainnya yang luka parah, Putri Munawaroh yang juga istri Susilo.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009