Porlamar, Venezuela (ANTARA News/AFP) - Presiden Venezuela Hugo Chavez menjadi tuan rumah KTT kedua negara-negara Afrika Selatan-Amerika akhir pekan ini dalam upaya meningkatkan hubungan dengan negara lain yang marah terhadap Washington dan negara Barat.

Sembilan presiden Amerika dan sekitar 20 pemimpin Afrika dijadwalkan menghadiri KTT dua hari yang dimulai Sabtu, di Isla Margarita, Venezuela.

Mereka meliputi pemimpin Libya Moamer Gaddhafi dan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.

Para pemimpin tersebut dijadwalkan membahas masalah yang luas, termasuk sektor keuangan, energi, pertanian, kesehatan, pendidikan, sains dan turisme dan Chavez berjanji pertemuan itu akan menempatkan harapan masa depan dan keutamaannya sebagai agenda yang ambisius.

"Kami tak ingin ini seperti KTT yang lain, kami ingin meletakkan tujuan untuk 10 tahun ke depan," kata pemimpin kiri itu di New York, tempat dia menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.

KTT Venezuela tersebut tampaknya juga ditandai dengan peluncuran kata-kata pedas terhadap AS dan negara-negara kuat lain dunia, di samping pendapat berulang kali Chavez mengenai kegagalan kapitalisme.

Dalam pidato pertamanya di Sidang Majelis Umum PBB sejak mengambil-alih kekuasaan empat dasawarsa lalu, Gaddhafi melancarkan pidato melantur-lantur, selama 95 menit.

Dalam pidato panjangnya itu dia mencaki-maki negara-negara kuat Barat dan menuduh badan global tersebut gagal mencegah jutaan kematian pada saat dia menuntut miliaran dolar AS untuk perbaikan pasca era kolonial.

Namun Chavez, yang sejak lama menjadi musuh AS, mengatakan kepada CNN, Kamis, dia ingin menjalin "hubungan baik" dengan pemerintah Presiden AS Barack Obama.

Hal yang sama terjadi pada hubungan antara Karakas dan Washington semasa Bill Clinton berkantor di Gedung Putih.

Jumat lalu, para menlu dari negara-negara peserta bertemu untuk menuntaskan pembahasan deklarasi bersama, yang akan dikeluarkan pada akhir pertemuan.

Salah satu prioritas utama adalah kerja sama energi, dan Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez mencatat bahwa, kedua kawasan tersebut memiliki "24 persen dari kekayaan hidrokarbon dunia".

"Kami punya tantangan strategi besar untuk mengatasi jurang perbedaan," ujarnya.

"Kami tidak melakukan komunikasi. Namun di sini, Afrika dan Amerika Selatan akan mulai bekerja untuk mengatasi jurang perbedaan itu," tambahnya.

Para pemimpin tersebut juga membahas masalah perdagangan gelap narkotika, yang lama dihadapi Amerika Selatan, dan menjadikan keprihatinan baru bagi negara-negara Afrika barat.

Uni Afrika menyampaikan keprihatinan bahwa Afrika barat kini menjadi jalur baru perdagangan gelap obat untuk memasuki Eropa, dan menegaskan bahwa masalah itu akan dibahas di dalam KTT.

Sementara itu merembesnya kokain di Afrika barat masih terbatas jika dibandingkan dengan beberapa tempat lain di kawasan tersebut, yang hasil penangkapannya melonjak tujuh kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir, menjadi 5,5 ton pada 2007, menurut Kantor PBB untuk urusan Obat-Obatan dan Kriminalitas.

Laboratorium-laboratorium obat saat ini memproduksi ekstasi, kokain dan heroin namun tak terungkap di negara-negara seperti Guinea, sementara para pejabat prihatin masalah ini akan meningkat.

Di Isla Margarita, daerah wisata yang berpanorama indah, pos-pos pemeriksaan kini didirikan, yang dijaga oleh petugas militer Venezuela.

Senjata dilarang memasuki kota wisata itu untuk mengantisipasi kedatangan para pemimpin dunia.

Di antara yang diharapkan datang dari Amerika Selatan adalah Presiden Brazilia Luiz Inacio Lula da Silva, Rafael Correa dari Ekuador, pemimpin Bolivia Evo Morales dan Presiden Argentina Cristina Kirchner.

Para pemimpin Afrika yang diperkirakan hadir meliputi Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Presiden Republik Demokratik Kongo Joseph Kabila.

KTT tersebut adalah yang kedua, pemimpin dari dua kawasan bertemu, setelah yang pertama diselenggarakan di Abuja, Nigeria pada 2006.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009