Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS karena kebijakan The Fed tersebut
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat dipicu kebijakan stimulus baru oleh bank sentral AS The Fed.
Pada pukul 09.33 WIB, rupiah menguat 47 poin atau 0,34 persen menjadi Rp14.068 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.115 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston di Jakarta, Selasa, mengatakan kebijakan The Fed dini hari tadi yang mengeluarkan kebijakan stimulus baru untuk membantu perusahaan AS melewati pandemi menjadi sentimen negatif bagi dolar.
"Kebijakan ini terlihat mendorong pelemahan dolar AS karena mendorong kenaikan likuiditas dolar AS," ujar Ariston.
Baca juga: Dolar jatuh, pengumuman obligasi korporasi Fed picu pengambilan risiko
The Fed baru saja meluncurkan program pembelian obligasi perusahaan AS di pasar sekunder dengan anggaran hingga 750 miliar dolar AS.
"Stimulus bank sentral AS ini pun memberikan sentimen positif ke aset berisiko," katanya.
Menurut Ariston, aksi The Fed tersebut menutup sementara kekhawatiran pasar terhadap kenaikan penyebaran wabah dan gelombang kedua pandemi.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS karena kebijakan The Fed tersebut," ujarnya.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini masih akan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.
Pada Senin (15/6/2020), rupiah menguat 18 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.115 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.
Baca juga: Dolar di kisaran paruh tengah 107 yen pada awal perdagangan di Tokyo
Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 47 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020