New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street jatuh untuk hari ketiga berturut-turut pada Jumat waktu setempat, karena data ekonomi yang mengecewakan mendorong para investor untuk berhemat menjelang akhir pekan.
Seperti dilaporkan AFP, Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 42,25 poin (0,44 persen) dan ditutup pada 9.665,19 dalam sebuah sesi yang berubah-ubah yang terlihat berayun moderat ke kedua arah. Kejatuhan meninggalkan saham blue chip turun lebih dari 1,5 persen selama sepekan.
Indeks komposit teknologi Nasdaq turun 16,69 poin (0,79 persen) menjadi 2.090,92 dan indeks Standard & Poor`s 500 merosot 6,40 poin (0,61 persen) menjadi 1.044,38.
Tindakan pasar terjadi setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan pesanan untuk barang tahan lama turun 2,4 persen, sehingga mengejutkan menunjukkan kelemahan dalam sektor manufaktur.
Penurunan tersebut kontras dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,4 persen.
Sektor manufaktur telah memimpin pemulihan AS dari resesi, meskipun beberapa analis mengatakan itu terutama disebabkan oleh pembangunan kembali persediaan pabrik, ketimbang oleh pertumbuhan permintaan dari konsumen.
Jatuhnya pesanan barang-barang yang tahan lama "bukan merupakan kemunduran besar, namun reaksi ini menarik karena berbicara kepada gagasan bahwa pasar mungkin mulai mempertanyakan masa depan", kata Patrick O`Hare dari Briefing.com.
Sebuah laporan terpisah menunjukkan penjualan rumah baru di AS sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pada Agustus dengan 0,7 persen untuk kelima bulan berturut-turut meningkat, walaupun kenaikan itu lebih kecil dari yang diperkirakan Wall Street.
"Ini adalah berita baik-berita buruk. Kabar baiknya adalah inventaris terus turun," kata Patrick Newport dari IHS Global Insight.
Newport mengatakan berita buruknya adalah laporan yang menunjukkan waktu rata-rata rumah baru berada di pasar pada rekor 12,9 bulan.
"Dari perspektif pembangun, pasar untuk penjualan rumah baru masih brutal, meskipun penjualan dalam beberapa bulan terakhir naik," katanya.
Kenaikan indeks sentimen konsumen yang dikompilasi Universitas Michigan ke level tertinggi sejak Januari 2008 gagal memicu kenaikan berkelanjutan.
"Investor sedang kecewa oleh penghematan barang-barang tahan lama pada pagi, dan tidak terhibur dengan meningkatkan kepercayaan konsumen dan penjualan rumah baru," kata Sara Kline dari Moody`s Economy.com.
Al Goldman dari Wells Fargo Advisors mengatakan, pasar tampaknya berada dalam sebuah fase koreksi yang dapat bekerja di luar beberapa ekses dari enam bulan rally dari sekitar 60 persen untuk pasar secara luas.
"Suatu hari beberapa halangan telah dimulai. Kami percaya akan diukur dalam hari, bukan minggu, tetapi masih harus dihormati setelah rally 60 persen dari terendah 9 Maret lalu," katanya.
"Gambaran besar masih merupakan pasar `bull` (bergairah -red.) yang kami percaya akan lebih tinggi pada akhir tahun."
Di antara saham utama, Hewlett-Packard naik 0,32 persen menjadi 47,02 dolar setelah raksasa komputer itu mengatakan, memperkirakan industri teknologi kembali ke pertumbuhan pada 2010.
Sementara itu Research in Motion turun 17,05 persen menjadi 68,91 dolar setelah pembuat smartphone BlackBerry berbasis di Kanada tersebut melaporkan hasil kuartalan yang mengecewakan sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap lambatnya pertumbuhan.
Sara Lee terangkat 6,36 persen menjadi 11,21 dolar setelah setuju untuk menjual bisnis perawatan tubuh globa kepada kelompok Inggris-Belanda Unilever seharga untuk 1,28 miliar euro (1,83 miliar dolar).
Saham KB Homes turun 8,52 persen menjadi 16,96 dolar setelah pembangun rumah itu mencatat hasil kuartalan di bawah perkiraan.
Sementara obligasi menguat. Imbal hasil (yield) obligasi negara AS berjangka 10 tahun bergeser ke 3,329 persen dari 3,381 persen pada Kamis dan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 4,093 persen dari 4,174 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009