Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS dipasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi melemah 60 poin menjadi Rp9.705-Rp9.715 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.645-Rp9.665 per dolar, karena sentimen negatif dari pasar eksternal.

"Penurunan bursa Wall Street yang berlanjut merupakan faktor utama pelaku pasar melepas rupiah dan membeli dolar," kata Analis Valas, Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Rully Nova mengatakan, pelepasan rupiah oleh pelaku pasar juga didorong oleh kenaikan rupiah yang begitu cepat menjelang lebaran Idul Fitri yang mencapai angka Rp9.580 per dolar.

"Kami memperkirakan rupiah masih akan terjadi koreksi pada penutupan sore nanti," ucapnya.

Menurut dia, aktifitas pasar saat ini didominasi aksi lepas rupiah. Jadi wajar kalau rupiah melemah, setelah mengalami kenaikan yang cukup besar.

Rupiah yang terpuruk saat ini tidak perlu dikhawatirkan, karena posisinya masih jauh dibawah angka Rp10.000 per dolar AS, ucapnya.

Ekonom dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan sebelumnya mengatakan, rupiah diperkirakan akan dapat mencapai angka Rp9.300 per dolar, karena aktifnya pelaku asing bermain di pasar.

Namun rupiah akan kesulitan untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar, ucapnya.

Karena itu, lanjut Rully Nova koreksi harga yang terjadi saat ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama, karena peluang untuk menguat masih cukup tinggi.

Pelaku pasar saat ini memfokuskan perhatian terhadap pertemuan dua hari (25-26 September) KTT G20 di Pittsburgh, Amerika Serikat yang diharapkan dapat memberikan angin segar terhadap pertumbuhan ekonomi, ucapnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009