New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia jatuh pada Kamis waktu setempat, karena melemahnya data ekonomi AS dan tanda-tanda menurunnya permintaan energi di Amerika Serikat menyoroti kekhawatiran tentang lambatnya pemulihan dari resesi global.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, turun 3,08 dolar AS menjadi ditutup pada 65,89 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November turun 3,17 dolar AS menjadi menetap di 64,82 dolar AS per barel.

Harga minyak sudah terhapus hampir tiga dolar pada Rabu sebagai reaksi atas sebuah lompatan besar dalam persediaan minyak mentah AS -- suatu tanda bahwa permintaan energi tetap lemah meskipun ekonomi yang rapuh "rebound" (berbalik naik).

"Sepertinya ada banjir uang dari komoditas," kata Ellis Eckland, pedagang minyak independen.

"Investor mau pergi ke pintu keluar secepat mungkin; mereka merasa bahwa ekonomi riil adalah lemah."

Kegelisahan ekonomi meningkat setelah sebuah survei industri menunjukkan penjualan rumah yang sudah ada (existing home) di AS jatuh 2,7 persen pada Agustus karena demam membeli berkurang setelah empat bulan berturut-turut meningkat.

Laporan dari National Association of Realtors (Asosiasi Makelar Perumahan Nasional) mengirim investor mencari keselamatan dalam dolar, dan memukul harga saham dan minyak -- yang karena dihargakan dalam dolar mengalami pukulan lebih lanjut.

Celia Chen di Moody`s Economy.com mengatakan, rebound pasar perumahan tetap penting untuk pemulihan ekonomi AS dan yang mungkin membahayakan penyitaan dengan tingkat tinggi.

"Potensi kedatangan serangan penyitaan akan mengirimkan pasar perumahan kembali turun menjadi jatuh berputar-putar, demikian juga risiko penurunan bagi pemulihan perekonomian lebih luas," katanya.

Mike Fitzpatrick dari MF Global mengatakan pasar gagal terhibur oleh komentar Rabu dari Federal Reserve bahwa kegiatan ekonomi adalah "meningkat" dan terfokus pada komentar lain bank sentral yang memberikan kesan pemulihan lemah.

"Sentimen tampak telah bergeser, seperti skeptisisme tentang kekuatan pemulihan telah meningkat," katanya.

Departemen Energi AS (DoE) mengungkapkan Rabu, bahwa cadangan minyak mentahnya melonjak 2,8 juta barel dalam pekan sampai 18 September, membingungkan perkiraan analis untuk penurunan.

DoE mengatakan stok AS sulingan (destilasai), yang meliputi bahan bakar pemanas, naik sebesar tiga juta barel minggu lalu.

Distilasi sedang dimonitor jelang musim dingin di belahan bumi utara saat permintaan untuk bahan bakar pemanas meningkat.

Permintaan energi jatuh setelah akhir tahun lalu ekonomi global tergelincir ke resesi terburuk sejak 1930-an.

Ini mengirimkan harga minyak berjatuhan dari tertinggi bersejarah lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada bulan Desember tahun itu.

Harga minyak telah pulih sedikit tetapi investor tetap prihatin atas kecepatan dari kemajuan pemulihan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009