Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis ini menguat 35 basis poin menjadi Rp9.655 dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di posisi Rp9.690 per dolar.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan penguatan rupiah ini lebih disebabkan oleh tren mata uang lain yang mengalami penguatan terhadap dolar AS.

"Penguatan rupiah hanya mengikuti mata uang lainnya, jadi tidak ada faktor lain yang mendorongnya," kata pengamat pasar uang yang juga sebagai direktur utama PT Finan Corpindo Nusa ini.

Menurut dia, sebelum lebaran rupiah menguat karena meningkatnya permintaan mata uang Indonesia ini, terutama kiriman uang para tenaga kerja Indonesia (TKI) kepada keluarganya.

"Sebelum lebaran memang didorong oleh banyaknya kiriman uang dari TKI, sehingga kebutuhan rupiah meningkat, namun setelah lebaran belum ada faktor lain," jelasnya.

Pada Kamis ini mata uang rupiah yang dibuka di posisi Rp9.650 per dolar sempat menguat hingga posisi Rp9.640 per dolar, namun hingga pukul 15.08 WIB sedikit melemah ke posisi Rp9.655 per dolar.

Pelemahan dolar AS ini karena masih mengalami tekanan akibat investor pindah ke komoditas dan aset berisiko lainnya di tengah meningkatnya optimisme atas pemulihan ekonomi global.

Penguatan rupiah ini juga terjadi pada mata uang Singapura sebesar 8,35 poin menjadi Rp6.832,50 per dolar Singapura hingga pukul 15.40 WIB.

Sedangkan terhadap yen Jepang rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,80 poin menjadi Rp105,61 per yen Jepang dan terhadap Euro melemah 2,96 poin menjadi Rp14.238,30 per Euro. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009