Kita punya resiliensi lebih kuat dari negara lain karena hanya tiga negara yang masih positif yaitu China, India, dan Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 yang sebesar 2,97 persen masih lebih baik dibandingkan berbagai negara lain di tengah adanya pandemi COVID-19.

“Kita punya resiliensi lebih kuat dari negara lain karena hanya tiga negara yang masih positif yaitu China, India, dan Indonesia,” katanya dalam Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2020 secara daring di Jakarta, Senin.

Airlangga mengatakan faktor yang mempengaruhi ketiga negara termasuk Indonesia masih mampu tumbuh positif di tengah ketidakpastian akibat COVID-19 adalah tingginya daya beli masyarakat di dalam negeri.

“China, India, Indonesia ini kuncinya daya beli domestik sehingga dalam situasi ini domestic demand itu aset nasional,” ujarnya.

Meski demikian, Airlangga menuturkan perekonomian global sudah mulai mengalami perbaikan sejak awal Juni seiring dengan diterapkannya normal baru atau new normal di berbagai negara.

“April harga saham itu volatilitas tertinggi tapi sekarang sudah mulai kelihatan artinya dunia sudah antisipasi perbaikan dengan new normal,” katanya.

Ia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh sekitar 4.800 hingga 5.000 setelah sebelumnya berada di bawah 4.000 juga merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia.

“Kapitalisasi pasar yang jatuh 60 triliun dolar AS pada April ini sudah naik jadi 83 triliun dolar AS. Harga minyak yang pernah turun juga membaik. CDS lebih baik dari negara lain. Termasuk ada perbaikan nilai tukar kembali ke Rp14.133,” ujarnya.

Di sisi lain, Airlangga menegaskan Indonesia masih memiliki tugas penting yang harus segera diatasi yaitu adanya pertambahan angka kemiskinan sekitar 1,16 juta hingga 3,78 juta orang dibanding sebelum ada COVID-19.

Tak hanya itu, ia menuturkan jumlah masyarakat terkena PHK dan di rumahkan yang bertambah hingga 3 juta orang akibat pandemi COVID-19 juga harus segera diatasi karena masih memiliki potensi peningkatan cukup tinggi ke depannya.

“Berbagai negara diprediksi pengangguran dan kemiskinan rata-rata meningkat. Di Indonesia angkanya relatif jadi mudah-mudahan lebih baik dari negara lain meskipun di level ASEAN masih tinggi,” katanya.

Hal senada turut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyatakan bahwa Indonesia masih beruntung berada di level positif pada pertumbuhan ekonominya.

“Negara-negara di sekitar kita yang biasanya tumbuh tinggi juga mengalami koreksi pertumbuhan ekonomi yang sangat dalam,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Presiden cermati pertumbuhan ekonomi dunia terkoreksi amat tajam
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi RI kuartal II diprediksi terkontraksi 4 persen

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020