"Tapi, faktor perselingkungan dari salah satu pasangan, hanya sebagian kecil," kata Kepala Inspektorat Kabupaten Bangkalan, Imam Muljadi, Kamis.
Disamping perselingkungan, sambung Imam, penyebab lain keretakan rumah tangga para PNS juga karena faktor ekonomi. Sehingga para PNS memilih mengakhiri rumah tangganya daripada mempertahankan keutuhannya.
"Sebab, pendapatan antara istri dan suami tidak sama. Jika pendapatan sang istri lebih besar dari suami, biasanya keretakan rumah tangga mereka mulai terjadi. Sebelum akhirnya muncul perceraian," ucapnya.
Menurut Imam, paling besar penyebab kasus perceraian PNS yakni sudah tidak adanya lagi kecocokan dari masing-masing pasangan. Sehingga mereka memilih bercerai tanpa memikirkan masa depan putra-putrinya.
"Dari ketiga faktor inilah yang paling besar penyebab kehancuran rumah tangga para PNS adalah ketidakcocokan dari masing-masing pasangan," ujarnya.
Imam menambahkan, dalam setahun angka perceraain PNS di lingkungan Pemkab Bangkalan terjadi sebanyak 12 kasus. Bila dirata-rata setiap bulan ada satu kasus perceraian bagi PNS.
"Dan angka itu belum ada penurunan bila dibandingkan dengan tahun lalu yang sama-sama 12 kasus perceraian dalam setahun," ungkapnya.
Imam berharap, bagi para PNS supaya tidak mengambil sebuah keputusan yang gegabah dalam rumah tangga. Sebab, akibatnya akan fatal seperti perceraian dan yang menjadi korban adalah anak-anak mereka.
"Seharusnya orang dalam berumah tangga harus saling pengertian. Supaya perceraian dapat dihindari," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009