Paris (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mempercepat rencana untuk memperlonggar karantina wilayah (lockdown) untuk menghidupkan kembali ekonomi.
Macrot berjanji bahwa ongkos membantu perusahaan tetap bertahan dan masyarakat tetap bekerja selama krisis ekonomi terburuk sejak Perang Dunia Kedua tidak akan dibebankan kepada warga melalui pajak.
Restoran dan kafe di Paris akan diizinkan untuk dibuka kembali sepenuhnya mulai hari Senin, kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi.
Selama pandemi, lanjut dia, pemerintah membantu industri perhotelan yang dilanda krisis.
Pemerintah mengharapkan ekonomi hanya menyusut 11 persen pada tahun 2020.
Keadaan darurat virus corona telah menyebabkan Prancis dan Eropa bergantung pada rantai pasokan global mulai dari industri mobil ke ponsel pintar dan obat-obatan, yang lumpuh ketika epidemi pertama kali menyebar di China.
"Satu-satunya jawaban adalah membangun model ekonomi baru yang lebih kuat, bekerja dan menghasilkan lebih banyak, agar tidak bergantung pada yang lain," kata Macron.
Macron juga menyinggung protes anti-rasisme yang telah menyebar ke Prancis setelah kematian warga keturunan Afrika-Amerika George Floyd di Amerika Serikat.
Luapan kemarahan global telah memaksa Prancis untuk menghadapi tuduhan dari etnis minoritas dan kelompok hak asasi manusia mengenai rasisme dan kebrutalan di dalam lembaga penegak hukum Prancis sendiri.
Macron mengatakan warna kulit mempengaruhi peluang seseorang di Prancis. Namun ia berjanji untuk terus melawan semua diskriminasi.
Prancis akan mencabut kontrol di perbatasan mereka bagi pelancong Uni Eropa pada 15 Juni, demikian dinyatakan menteri dalam negeri dan menteri luar negeri pada Jumat (12/6).
"Mengingat perkembangan situasi kesehatan yang kondusif di Prancis dan Eropa serta sejalan dengan rekomendasi Komisi Eropa... Prancis per 15 Juni akan mengakhiri pembatasan semua lalu lintas di perbatasan internal Eropa (darat, laut dan udara), yang diberlakukan untuk memerangi pandemi COVID-19," bunyi pernyataan tersebut.
Para pelancong dari negara anggota Uni Eropa serta dari Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, Swiss dan Vatikan juga akan dapat memasuki wilayah Prancis tanpa batasan, tambahnya.
Pembatasan, termasuk karantina 14 hari pascakedatangan, akan terus diberlakukan di perbatasan dengan Spanyol dan Inggris, katanya.
Baca juga: Kemenkes Prancis: Kasus COVID-19 di RS menurun
Baca juga: Infeksi corona di Prancis alami kenaikan terendah sejak 'lockdown'
Baca juga: PM Prancis: saatnya untuk perlonggar kebijakan karantina wilayah
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020