Solo (ANTARA News) - Warga Kampung Kagokan, Kecamatan Laweyan, Surakarta, menyatakan, tidak terpengaruh dengan spanduk bertuliskan "Solo Tolak Jasad Teroris" sehingga tetap akan menerima jenazah Susilo alis Adib untuk dimakamkan.
Warga Kagokan justru menunggu-nunggu kedatangan jenazah Susilo, salah seorang yang tewas dalam kejadian penyergapan teroris di Mojosongo, Kamis (17/9), kata Ketua RT 2 RW 11, Kagokan, Katino, di Solo, Rabu.
Menurut Katino, spanduk bertuliskan "Solo Tolak Jasad Teroris" yang dipasang di Purwosari, Tipes, Kawatan, Gladag, Banjarsari, Mojosongo, Kandang Sapi, dan sekitar Puri Mangkunegaran Solo, tak akan mempengaruhi warga setempat.
"Warga Kagokan hanya membantu pihak keluarga, Suparno Hadi Prayitno (orang tua Susilo) yang tinggal di kampung ini," katanya.
Menurut dia, warga setempat mengetahui ayah Susilo di kampung Kagokan merupakan orang yang baik dan dia sedang kesusahan sehingga tentu pikirannya kalut dan tidak bisa melakukan acara pemakaman anaknya.
Oleh karena itu, warga membantu dalam pemakaman jenazah Susilo untuk meringankan beban keluarga Suparno.
"Warga setempat tidak tahu-menahu anak Suparno yang bernama Susilo alias Adib terlibat kejadian apa di luar kampung. Tapi, Susilo sudah meninggal dan diacarakan di kampung Kagokan sehingga warga akan membantu upacara pemakaman," katanya.
Namun, jenazah Susilo hingga sekarang belum ada informasi kapan akan dikirim ke Solo, sedangkan rencana tempat pemakaman sudah disiapkan semua di Pemakaman Umum Pracimaloyo, Kelurahan Makam Haji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Selain itu, kakak kandung Susilo yang bernama Supriyanto, kata dia, mewakili pihak keluarga rencananya yang akan mengambil jenazah adiknya ke Jakarta, tetapi hingga sekarang belum ada kabarnya.
"Surat-surat yang mungkin diperlukan untuk pengambilan jenazah sudah dipersiapkan dan diberikan kepada Supriyono. Dia jika sewaktu-waktu ada panggilan langsung berangkat bersama kuasa hukum Susilo," katanya.
Sebelumnya, kuasa hukum Bagus Budi Pranoto alias Urwah dan Ario Sudarso alias Aji, Muhammad Kurniawan mengatakan, pihak keluarga Susilo memberi kuasa kepada Pondok Pesantren Al Kahfi untuk menangani jenazah Susilo alias Adib. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Teroris perbuatan bejat manusia....semua manusia bisa jadi teroris apabila disakiti, didholimi, ditindas, di injak-injak hak, derajat dan martabatnya....ia kan!
Nggak juga tergantung orangnya & tergantung Dogmanya!
Menurut ente siapa yg mendholimi,menindas,menginjak-injak derajat & martabat Mereka (para teroris)...?
Jawabmu pasti AS,BARAT,AGEN CIA,FBI,KAPEER,YAHUDI,NASRANI gitu kan...?
Semua orang yg telah di Brain wash ama Dogma Gurun Onta pasti ngomongnya kayak sampean.