"Pemasang spanduk-spanduk tersebut adalah provokator yang tidak bertanggung jawab," kata Kurniawan di Solo, Rabu.
Adanya spanduk-spanduk tersebut, menurutnya, dapat menciptakan suasana tidak kondusif di Kota Solo.
Berdasarkan pantauan di lapangan, spanduk bertuliskan "Solo Tolak Jasad Teroris" mulai bermunculan pada Rabu (23/09) di beberapa persimpangan jalan, seperti di Purwosari, Tipes, Kawatan, Gladag, Banjarsari, Mojosongo, Kandang Sapi, dan sekitar Puri Mangkunegaran.
Pada Selasa (22/9) hingga pukul 21:00 WIB, di daerah-daerah tersebut belum terlihat adanya spanduk yang terbuat dari kain putih dan bertuliskan warna merah dengan cat semprot.
Akan tetapi, pada Rabu siang spanduk-spanduk yang tidak mengatasnamakan salah satu organisasi atau kelompok tertentu itu sudah tidak terlihat lagi di titik-titik yang terpasang spanduk tersebut sebelumnya.
"Kami tidak mengetahui siapa yang melepas spanduk tersebut. Yang memasang tidak diketahui dan yang melepas juga tidak diketahui," kata dia.
Dia mengatakan, jenazah Urwah dan Aji tidak akan dimakamkan di Kota Solo. Urwah akan dimakamkan di Bulu, Kabupaten Kudus, sedangkan jenazah Aji akan dimakamkan di Kutasari, Kabupaten Purbalingga.
"Untuk penanganan jenazah Susilo alias Adib, Pondok Pesantren Al Kahfi diberi tanggung jawab oleh keluarga Susilo. Kabar terakhir, Susilo akan dimakamkan di Kagokan, Solo," kata Muhammad Kurniawan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Bagus lemparin aja kelaut !!!Dimana-mana yg namanya penyakit Bangkai (teroris) harus di tolak.
Bukan hanya di solo saja di Mumbai ( india)
Teroris juga haram di kuburkan di India.
Kalau ini dikatakan provokasi berarti orang yg mengatakannya adalah Pro Teroris.
mana ada orang yg sudi jika kotanya / desanya di cap sarang teroris.
kesalahan cukup sekali.Teroris adalah penjahat yg Biadab ,bukan pahlawan atau Hero spt Chris Jhon yg mengharumkan nama RI .