London (ANTARA News) - Harga minyak dunia kembali naik di atas 70 dolar AS pada Selasa, karena mata uang AS mencapai satu tahun terendah terhadap euro, tetapi perdagangan hati-hati menjelang pertemuan pucak G20 pekan ini, kata para analis seperti dikutip AFP.
Para investor juga sangat memperhatikan hasil pertemuan tetang suku bunga terbaru Federal Reserve, mereka menambahkan.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, naik 1,08 dolar AS menjadi 70,79 dolar AS per barel, setelah merosot 2,33 dolar AS pada Senin.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November naik satu dolar menjadi 69,69 dolar AS per barel.
"Minyak terus mengambil isyarat dari nilai dolar AS," kata Victor Shum, kepala senior di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.
"Dolar telah melemah terhadap euro dan juga yen, yang telah menyediakan beberapa dukungan kepada minyak."
Mata uang tunggal Eropa melonjak ke tertinggi satu tahun di atas 1,48 dolar AS pada Selasa, karena banyak investor menjual aset "safe haven" (tempat berlindung yang aman) seperti dolar didukung ekonomi yang semakin optimis, kata para dealer.
Di perdagangan London, euro mencapai 1,4821 dolar - titik tertinggi sejak 23 September 2008. Ini kemudian ditarik kembali untuk berdiri di 1,4796 dolar, masih naik tajam dibandingkan dengan 1,4676 dolar akhir Senin di New York.
Sejak minyak diperdagangkan dalam mata uang AS, dolar yang lebih lemah membuat komoditas lebih menarik bagi pemegang unit yang lebih kuat, yang menyebabkan permintaan lebih besar dan mendorong harga lebih tinggi.
Shum menambahkan bahwa investor sedang menunggu hasil pertemuan Fed pada Selasa dan Rabu, dengan suku bunga pada indikasi suku bunga AS akan naik karena ekonomi stabil.
Analis memperkirakan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan tingkat suku bunga utama 0-0,25 persen ketika menyimpulkan sebuah pertemuan dua hari pada Rabu.
Investor juga mengamati pertemuan pemimpin dunia G20 di Pittsburgh, Pennsylvania, akhir pekan ini untuk petunjuk tentang prospek ekonomi global dan berapa lama lagi stimulus ukuran besar akan dipertahankan.
Minyak mentah berjangka telah jatuh tajam pada Senin karena pasar mengeluh tentang permintaan energi di China, yang dianggap sebagai kunci untuk suatu pemulihan dalam permintaan global.
Sementara itu pada Rabu, para pedagang akan mencerna sorotam mingguan snapshot terbaru persediaan minyak mentah di AS. Amerika Serikat adalah negara konsumen energi terbesar dunia, diikuti oleh nomor dua China.
Konsultan energi Global Energy Studies berbasis di London mengatakan dalam sebuah laporannya pekan ini bahwa harga minyak tidak akan naik secara signifikan tahun ini, kecuali jika ada "sinyal yang jelas" ekonomi dunia "menarik diri dari resesi pada mode yang berkelanjutan."(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009