AFP melaporkan pertemuan itu adalah pertama kali bagi Hatoyama bertemu muka langsung dengan para kepala negara yang lain, sejak pelantikan pemerintah kiri-tengahnya setelah Partai Demokratik Jepang (DPJ) meraih kemenangan besar dalam pemilu bulan lalu.
Pemimpin dua negara Asia dengan ekonomi yang berada di peringkat teratas itu duduk bersama untuk melakukan pembicaraan tertutup di satu hotel di New York, kata pembantu Hatoyama.
Itu dilakukan pada saat semua pandang tertuju pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tempat para pemimpin dunia berkumpul untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, di samping konferensi tingkat tinggi (KTT) tentang perubahan iklim.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri China Wen Jiabao mengucapkan selamat kepada timpalannya, PM Jepang itu, yang mengindikasikan keinginan untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan antara kedua negara "yang berakar pada sejarah baru", kata media resmi China.
Pada sidang umum PBB, Hatoyama berencana menyampaikan janjinya untuk mengurangi emisi gas rumah-kaca sebesar 25 persen dari tingkat 1990 pada 2020.
Dia juga akan memaparkan maksudnya untuk membantu negara miskin dalam memerangi perubahan iklim.
Namun sorotan utama juga mungkin tertuju pada Presiden Hu, yang menurut beberapa pihak, tindakannya melampaui batas ambang emisi gas rumah-kaca Amerika Serikat, yang dituding menjadi penyebab meningkatnya temperatur dunia.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009