Jakarta (ANTARA News) - Para penumpang arus mudik yang mencapai 3009 orang dan 2237 penumpang arus balik Lebaran meramaikan suasana di Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat, dari pagi hingga jelang magrib pada hari kedua perayaan Idul Fitri 1430 H ini.

"Penetapan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 20 September 2009 sedikit banyak berpengaruh pada terjadinya situasi ramai demikian di terminal hari ini. Kan sebelumnya di semua kalender diketahui hari-H-nya tanggal 21 hari ini," ujar Kepala Terminal Kalideres, Hengki Sitorus kepada ANTARA.

Sementara itu, berdasarkan catatan stafnya, jumlah bus berangkat hari ini mencapai 360 unit, sedangkan yang tiba 407 unit.

"Pada `shift` satu (pukul 08.00 - 14.00 WIB) jumlah bus yang berangkat mencapai 172 unit, sedangkan `shift` dua (14.00 - 20.00 WIB) 188 unit. Kemudian bus tiba pada `shift` satu 194 dan 213 di `shift` dua," ungkapnya.

Sedangkan jumlah penumpang berangkat total di dua `shift` mencapai 3009 orang, dan yang tiba 2237 orang. "Itu terdiri dari 843 berangkat di `shift` satu, dan melonjak tajam jadi 2166 di `shift` dua. Lalu 1168 tiba pada `shift` satu, sedangkan pada `shift` dua turun tipis jadi 1069 orang," ujarnya lagi.

Namun, demikian Henki Sitorus, jumlah kedatangan penumpang sebetulnya tidak lagi murni demikian.

"Pasalnya, banyak yang telah turun di Tangerang, terutama di pos-pos dan halte-halte tertentu seperti di Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kebon Nanas atau di `pool` bus-bus tersebut. Terutama para penumpang yang tempat tinggalnya di Tangerang dan sekitarnya, sehingga mereka tak mau repot turun di Kalideres," katanya.


Aman Terkendali

Hingga H+1 Lebaran, menurut Henki Sitorus, situasi di terminal yang dipimpinnya itu aman terkendala.

"Insya Allah TKA alias terkendali dan aman. Pembiusan, pencopetan dan beberapa tindak kriminal lainnya bisa kami atasi," tegasnya.

Bekerjasama dengan sejumlah instansi terkait, pihak terminal juga melakukan deteksi atas berbagai kemungkinan tindak kejahatan.

"Misalnya dengan pihak Departemen Kesehatan, pada H-2 kami melakukan uji urine dan darah kepada 33 sopir sampel untuk mencari tahu apakah ada masalah dengan alkohol dan berbagai penyakit lainnya. Ternyata hasilnya nihil," ungkapnya.

Begitu pula atas kerjasama dengan pihak Badan Narkotika Provinsi (BNP) maupun Badan Narkotika Kota (BNK) telah diambil 46 sampel sopir bus untuk dideteksi apakah ada indikasi penggunaan Narkoba.

"Tetapi semuanya tidak terbukti. Pokoknya amanlah sampai saat ini. Doakan kiranya situasi terus aman terkendali," kata Henki Sitorus lagi.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009