Jambi (ANTARA News) - Pendapatan sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Jambi dari berbagai jurusan di Kota Jambi sejak tiga hari terakhir menurun dibanding hari-hari biasa, karena sepi penumpang.
Berdasarkan pantauan ANTARA, Senin, sejumlah sopir angkot sudah mulai beroperasi tapi jumlah penumpang setiap kali angkut terbilang sedikit. Sekali rute hanya mengangkut 5-7 penumpang, padahal kapasitas angkot bisa mencapai 14 orang.
Menurut penuturan sejumlah sopir angkot ketika ditanya di Jambi, Senin, penurunan pendapatan ini terjadi sejak satu hari menjelang Lebaran hingga dua hari terakhir.
Walau kurang tahu penyebabnya, para sopir mengaku kewalahan mengejar setoran setiap hari, sebab mereka harus mengumpulkan uang sekitar Rp250 ribu hingga Rp300 ribu kalau mau menutupi biaya operasional angkutan.
Bila dirinci per hari, Rp80 ribu hingga Rp90 ribu disetor kepada pemilik angkot, biaya pembelian bahan bakar minyak (BBM) Rp100-150 ribu, makan serta rokok sopir dan kernet Rp50 ribu-Rp60 ribu dan persediaan uang buat kantong mereka.
"Minimal harus dapat Rp300 ribu atau bahkan lebih, sebab tidak mungkin beroperasi kalau tidak ada pemasukan buat sopir dan kernet. Bikin capek kalau tidak ada hasil," tutur Hendrik, sopir jurusan Terminal Baru Simpang Rimbo-Pasar Jambi.
Setoran itu bisa dikejar kalau berusaha pada hari biasa, tapi mengingat hari Lebaran ini sepi dari penumpang, Hendrik was-was juga kalau tidak mencapai target.
Apalagi sudah banyak warga yang memiliki motor sendiri, yang diharapkan pada Lebaran ialah mengangkut warga satu keluarga yang tidak punya kendaraan untuk berlebaran ke rumah saudara.
Menurut Hendrik, teman-teman sopir lainnya rata-rata juga mengalami nasib serupa, sehingga ada juga yang menyewakan mobilnya untuk berlebaran ke suatu tempat.
"Daripada keliling-keliling seharian tidak dapat hasil memuaskan makanya beberapa sopir menyewakan angkotnya," tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, Alamina Pinem, mengatakan, banyaknya warga Kota Jambi yang mudik pada Lebaran kali ini setidaknya berimbas pada sepinya aktivitas angkot dan penurunan omset bagi sopir.
"Kondisi ini tidak akan berlangsung lama, sebab warga akan kembali dari kampungnya masing-masing pada tiga atau empat hari Lebaran," tutur Pinem.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009