Washington (ANTARA) - Pejabat senior penyakit menular Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci, memperingatkan bahwa "perubahan sementara" peningkatan jumlah pasien rawat inap COVID-19 di sejumlah negara bagian bisa tak terkendali jika aturan pelacakan kontak yang kuat tidak diterapkan.
Saat pembatasan pada kegiatan ekonomi dicabut, AS pasti mengalami kasus infeksi yang terus meningkat, kata Fauci kepada CNN, Jumat (12/6).
"Tapi kalau mulai lebih banyak orang dirawat-inap, itu menjadi tanda yang menyala bahwa kita berada dalam situasi bahwa kita sedang menuju arah yang salah," kata Fauci.
Sejauh ini, lebih dari 114.000 orang meninggal akibat virus corona di AS, menurut hitungan Reuters. Sejumlah negara bagian AS sedang bergelut dengan peningkatan jumlah pasien COVID-19 yang mengisi tempat tidur rumah sakit.
Texas dan North Carolina pada Jumat melaporkan tingkat rawat inap tertinggi sejak pandemi. Namun, para pejabat di kedua negara bagian tersebut juga menunjukkan tingkat terendah kematian COVID-19.
Fauci menyoroti bahwa peningkatan jumlah pasien rawat inap merupakan kecenderungan yang mengkhawatirkan sekaligus sebuah tanda bahwa "mungkin kita perlu memperlambat sedikit" pelonggaran.
Texas berada di garis depan upaya negara-negara bagian untuk membuka kembali ekonomi mereka dan Gubernur Greg Abbott pada Jumat mengatakan saat wawancara dengan KYTX TV bahwa negara bagian tersebut akan tetap dengan rencana seperti demikian "sebab kami mempunyai begitu banyak tempat tidur rumah sakit yang tersedia bagi siapa saja yang sakit."
Sumber: Reuters
Baca juga: Beberapa restoran di California buka untuk makan di tempat
Baca juga: Warga AS berlibur di pantai saat kematian akibat virus hampir 100.000
Baca juga: Gubernur New York minta demonstran jalani tes COVID-19
30 Menit - Istana buka suara tentang ketegasan dan gelombang kedua COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020