Banjarmasin (ANTARA News) - Hari pertama Hari Raya Idul Fitri 1430 hijriah pada Minggu, wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) dikepung titik api yang disebabkan kebakaran lahan dan hutan, sehingga sebagian wilayah Kalsel diselimuti kabut asap yang cukup tebal.

Titik api terbanyak di Jalan Lingkar Selatan Kota Banjarbaru. Hampir di seluruh ruas jalan pada sisi kiri dan kanan sepanjang sekitar 20 kilometer sedikitnya terdapat 10 titik api.

Kawasan yang terbakar merupakan lahan pertanian yang kering, akibat kemarau panjang, membuat jalan di sepanjang itu diselimuti asap tebal yang sangat mengganggu pengendara.

Menghindari kecelakaan lalu lintas, maka supir dan pengendara sepeda motor terpaksa menyalakan lampu, namun jalan tetap terlihat pekat, karena asap yang ditimbulkan kebakaran lahan itu sangat tebal.

Bahkan di Jalan Liang Anggang kilometer 21, kebakaran lahan mulai mendekati sebuah stasiun pengisian bahan bakar minyak (BBM), sehingga membuat sejumlah mobil barisan pemadam kebakaran yang berada di kawasan itu sibuk memblokir api jangan sampai merembet ke SPBU itu.

Kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Tanah Laut, terutama di wilayah Kecamatan Bati-Bati, api yang cukup besar membakar sebagian kawasan hutan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani sehingga membuat barisan pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api akibat lokasi yang terbakar jauh dari sumber air.

Sejumlah petugas barisan pemadam kebakaran terpaksa berkeliling mencari air ke sejumlah tempat yang terdapat sumber air, meski jauh dari lokasi kebakaran.

Api yang membakar lahan juga merembet ke hutan kayu galam yang berada di kawasan pegunungan, sehingga dari jalan raya titik api itu sangat jelas terlihat.

"Hampir tiap hari terjadi kebakaran lahan dan hutan seperti ini, bahkan asap yang ditimbulkan sering membuat jalan menjadi pekat," ujar satu warga.

Diduga kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Kalsel akibat kelalaian warga, seperti membuang puntung rokok di kawasan lahan yang kering.

Kebakaran lahan yang mengakibatkan kabut pekat tersebut mengganggu kelancaran perjalanan warga yang akan bersilaturahmi ke rumah sanak saudara dann kerabatnya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009