Moskow (ANTARA News/AFP) - Presiden Dmitry Medvedev mengatakan Israel telah memberikan jaminan kepada Rusia bahwa pihaknya tidak mempunyai rencana menyerang Iran dan menyerahkan hak Moskow menjual senjata kepada Teheran, demikian wawancara yang disiarkan Kremlin Minggu.

Medvedev melukiskan suatu serangan Israel sebagai "hal terburuk yang bisa dibayangkan" tetapi mengatakan Presiden Shimon Peres telah mengesampingkan ketakutan-ketakutan seperti itu ketika kedua pemimpin bertemu di wilayah tempat peristirahatan Sochi pada Agustus.

"Ketika Presiden Israel Peres mengunjungiku di Sochi baru-baru ini, ia mengatakan sesuatu yang sangat penting untuk kita semua: `Israel tidak berencana menyerang Iran, kami negeri damai dan tidak akan melakukan ini`," katanya.

Dalam wawancara dengan CNN, Medvedev menghindari pertanyaan tentang kemungkinan tanggapan Rusia kalau-kalau ada serangan udara Israel walau ia menyebutkan Moskow bisa berpihak berdasarkan skenario seperti itu.

"Apa yang akan terjadi setelah itu? Bencana kamanusiaan, pengungsian besar-besaran, keinginan Iran untuk membalas tidak hanya atas Israel tetapi juga negara-negara lain," ujarnya.

Kendati Rusia tidak punya aliansi dengan Iran, "bukan berarti kami ingin atau akan berbeda atas perkembangan demikian," kata Medvedev.

"Tetapi teman-teman Israel memberitahu saya mereka tak berencana melakukan cara ini," katanya berulang-ulang.

Iran dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan enam kekuatan dunia pada 1 Oktober. Hasilnya nanti akan menentukan apakah Amerika Serikat dan para sekutunya memberlakukan lebih banyak hukuman atas Teheran atas kecurigaan negara itu mengembangkan bom atom.

Amerika Serikat menekan Rusia mengubah sikapnya saat ini dan mendukung sanksi lebih keras. Kedua negara sedang mengembangkan hubungan hangat sejak Presiden Barack Obama membatalkan rencana tameng rudal di Eropa Tengah.

Sementara Teheran tetap menyatakan program nuklirnya damai, Washington dan Jerusalem juga tak pernah mengesampingkan kemungkinan serangan udara untuk menghancurkan fasilitas nuklir negara Islam itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009