"Hingga malam ini, hujan belum reda dan ketinggian air sudah di atas lutut orang dewasa. Karena itu, kami diimbau mengungsi, khususnya yang rumahnya dekat sungai," kata salah seorang warga yang berdomisili di wilayah kota, Kabupaten Bantaeng, Zulaeha saat dikonfirmasi, Jumat malam.
Dia mengatakan, rumahnya yang berada di kawasan Pasar Lama, Bantaeng yang di belakangnya terdapat sungai, terancam longsor, sehingga warga diminta mengungsi ke tempat sanak-keluarga yang lebih aman.
Baca juga: Kabupaten Bantaeng dilanda banjir bandang
Kondisi hujan yang deras yang menyebabkan banjir di wilayah kota kabupaten ini, lanjut dia, diperparah dengan kiriman air bah dari atas gunung. Akibatnya, ketinggian air di atas lutut orang dewasa menerobos masuk ke rumah warga maupun di jalan raya, akses lalulintas menjadi terhambat.
Hal itu dibenarkan Camat Bissapu, Kabupaten Bantaeng, Bella. Menurut dia, karena banjir yang melanda sebagian besar warga di wilayah kerjanya itu menyebabkan harus terus berjaga-jaga untuk mengantisipasi kondisi yang lebih parah.
"Listrik sudah padam, air belum surut sehingga kami imbau warga ke lokasi yang lebih tinggi dan aman," katanya sembari mengimbuhkan Kecamatan Banyorang dan Tompo Bulu terbilang aman karena berada di dataran tinggi.
Sementara itu, informasi yang diperoleh dari Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) diketahui bahwa banjir bandang di Bantaeng dipicu oleh air Sungai Calendu yang meluap akibat tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai. Di lain sisi, CekDam Balang Sikuyu yang pengendali banjir juga sudah jebol pada sisi kanan.
Baca juga: 43 desa/kelurahan di Gorontalo dan Bone Bolango terdampak banjir
Mengantisipasi banjir susulan, warga yang berada di sekitar sungai dan pesisir diimbau untuk mengungsi ke tempat yang dinilai aman, guna mengantisipasi korban jiwa.
Selain wilayah kota di Kabupaten Bantaeng yang dilanda banjir bandang, hal serupa juga terjadi di kabupaten tetangga yakni di Kabupaten Jeneponto di wilayah Kecamatan Rumbia. Hujan deras menyebabkan akses jalan terhambat karena banjir. Kendaraan roda empat dan roda dua yang nekad melintas, terpaksa didorong karena mesinnya terendam air.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020