Solo (ANTARA News) - Ceramah Idulfitri berjamaah yang dilakukan di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Kota Solo, Minggu, tidak membahas  penyergapan teroris yang terjadi di kampung tersebut beberapa hari yang lalu.

Ustaz setempat, Junaidi, yang menyampaikan ceramah usai salat Idulfitri berjamaah hanya menyampaikan tentang makna dari Idulfitri dan pentingnya pemimpin yang baik di masyarakat.

Ketua RT setempat, Suratmin mengatakan, tidak dibahasnya masalah penyergapan yang terjadi di kampung tersebut sudah menjadi kesepakatan warga Kampung Kepuhsari dan warga kampung-kampung lain yang juga ikut dalam salat tersebut.

"Kami berusaha melupakan masalah penyergapan teroris tersebut karena penyergapan tersebut mengakibatkan trauma pada sebagian warga," katanya.

Selain itu, lanjutnya, warga juga berhati-hati dalam mengomentari masalah terorisme sehingga hal tersebut tidak dibahas dalam ceramah tersebut.

"Kami mengambil tema yang netral, tetapi masih berguna bagi umat Islam setempat dalam merayakan Idulfitri," kata Suratmin.

Untuk mengobati trauma pada warga, dia mengatakan, pada Sabtu pekan depan (26/9) warga Kampung Kepuhsari akan mengundang ustaz yang khusus memberi ceramah terkait masalah penyergapan tersebut.

"Isi ceramah akan diarahkan untuk mengemabalikan semangat warga yang trauma pascapenyergapan teroris," kata dia.

Selain ceramah, lanjut Suratmin, acara tersebut juga dimanfaatkan untuk "halal bihalal" warga Kampung Kepuhsari.

Sementara itu, seorang warga setempat, Sumarno mengatakan, warga sangat berhati-hati dalam membicarakan masalah penyergapan teroris di kampungnya.

"Pada acara kumpul warga yang dilakukan pada malam menjelang Lebaran tidak ada yang membahas masalah tersebut," katanya.

Dia mengatakan, warga hanya membicarakan masalah keseharian mereka dan rencana kampung tersebut pada waktu ke depan.

"Kami takut salah dalam membicarakan terorisme karena kami khawatir dapat tersangkut masalah tersebut," kata Sumarno.

Pada berita sebelumnya, penyergapan teroris terjadi di rumah yang disewa Susilo yang berada di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Kota Solo, pada Kamis (17/9).

Penyergapan tersebut mengakibatkan empat orang tewas, antara lain Noordin M Top, Susilo alias Adib, Bagus Budi Pranoto, dan Ario Sudarso, serta satu orang terluka parah, Putri Munawaroh yang merupakan istri Susilo.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009