Jayapura (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Kota Jayapura, Papua sejak Sabtu (19/9) malam hingga Minggu dini hari menyebabkan kegiatan sholat berjemaah dalam rangka Idul Fitri 1430 H yang menurut rencana berlangsung di berbagai lapangan terbuka dipindahkan ke masjid-masjid.

Dari Jayapura, Minggu, ANTARA melaporkan, hujan sangat deras mengguyur Kota Jayapura dan sekitarnya sejak semalam suntuk menyebabkan lokasi-lokasi yang sudah disiapkan untuk digelar sholat Ied tergenang air.

Lapangan sepakbola Brimob Polda Papua di Kotaraja, Distrik Abepura yang pada Sabtu (19/9) sudah ditata Panitia Hari Besar Islam (PHBI) akhirnya tidak dapat dimanfaatkan jemaah setempat untuk dijadikan lokasi sholat berjemaah Idul Fitri.

Begitu pula dengan lapangan terbuka lainnya di seluruh wilayah Kota Jayapura yang basah tergenang air hujan sehingga dengan terpaksa PHBI Kota Jayapura memberikan pengumuman pada dini hari melalui alat pengeras suara di berbagai masjid bahwa sholat Ied berlangsung di dalam masjid.

Tampak, kaum muslim dan muslimah wilayah Asrama Haji,Kotaraja berbondong-bondong mendatangi Masjid Asrama Haji. Mereka datang dalam kelompok-kelompok. Para orangtua datang bersama anak-anak mereka sambil membawa perlengkapan sholat.

Bersamaan dengan itu juga, tampak umat Kristiani di wilayah ini keluar dari rumah mereka masing-masing untuk melaksanakan ibadah Minggu di gereja-gereja.

Jemaat Kristen Protestan dari berbagai gereja berdatangan ke gereja untuk melaksanakan kebaktian subuh yang digelar pada Pkl.05.00 WIT.

Begitu pula, umat Katolik berbondong-bondong mendatangi gereja masing-masing seperti Gereja Katolik Katedral Jayapura, Gereja Katolik Paroki Gembala Baik,Abepura, Gereja Kristus Terang Dunia,Waena dan Gereja Kristus Juru Selamat, Kotaraja, Abepura.

Di Gereja Kristus Juru Selamat Kotaraja, Misa Minggu dimpimpin Pastor Laurens Minipko,MSC. Pada kesempatan ini, umat Katolik mendengarkan amanat Takhta Suci Vatikan dalam rangka Idul Fitri 1430 H dengan tema:Umat Islam dan Katolik bersama-sama mengentaskan kemiskinan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009