Dumai (ANTARA News) - Hujan lebat yang turun usai magrib, Sabtu malam, membuat beberapa kawasan pemukiman dan jalan raya di Kota Dumai, Riau, banjir, sehingga tidak banyak masyarakat yang ikut serta dalam pawai takbir karena terhalang banjir dan hujan.
Pantauan ANTARA, pawai takbir memeriahkan malam hari Idul Fitri itu hanya diikuti beberapa kendaraan perwakilan 12 kecamatan yang ada di Dumai dan arak-arak pengendara sepeda motor atau mobil pribadi tidak banyak ikut serta dalam pawai tersebut karena hujan masih berlangsung hingga pukul 21.30 WIB dan jalan raya pun terendam banjir.
Sementara itu, pemukiman masyarakat di Kecamatan Dumai Barat banyak yang terendam sehingga banyak keluar yang sibuk menyelamatkan benda berharga di lokasi yang lebih tinggi dan membersihkan rumah mereka dari rendaman banjir.
Jalan raya seperti Jalan Ombak, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Sultan Syarif Kasim dan beberapa ruas jalan utama lainnya di kota tersebut terendam hingga selutut orang dewasa. Banyak kendaraan yang berhenti di jalan karena terjebak air yang dalam.
Pedagang Pasar Senggol yang tiap malam biasanya mengelar dagangan hingga di badan Jalan Jendral Sudirman juga terimbas banjir. Banyak dagangan pedagang berupa pakaian, sepatu serta barang pecah belah basah terendam banjir.
"Awak (saya-Red) mengharapkan malam takbiran ini banyak pembeli, tapi tau-tau hujan lebat turun. Basah semua dagangan awak," ujar seorang pedagang baju Ramli (45) saat ditemui di Pasar Senggol.
Hujan lebat yang turun mengguyur kota industri yang berada di pesisir timur Riau itu tidak diperkirakannya sebelumnya dan telah menjadi tradisi tiap malam takbiran banyak pedagang yang menggelar dagangannya di jalan Jenderal Sudirman.
Beberapa toko pakaian, toko sepatu, toko buku dan apotik yang berada di Jalan Sultan Syarif Kasim juga terlihat terendam banjir karena jalan di depan toko mereka juga terendam dengan kedalaman mencapai lutut orang dewasa.
"Air masuk dari jalan lagi pula saluran pembuangan air tidak ada. Walau teras depan toko telah ditinggikan, tetap saja air masuk," kata Thamrin salah seorang pemilik toko pakaian.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009