Rupiah pada Jumat sore ditutup melemah 113 poin atau 0,81 persen menjadi Rp14.133 per dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan tertekan kekhawatiran pasar akan risiko gelombang kedua pandemi COVID-19.
Rupiah pada Jumat sore ditutup melemah 113 poin atau 0,81 persen menjadi Rp14.133 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.020 per dolar AS.
Baca juga: Pelemahan rupiah berlanjut jauh, pasar antisipasi gelombang II Corona
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono di Jakarta, Jumat, mengatakan sentimen yang muncul terkait COVID-19 memang sangat rentan membuat rupiah melemah.
"Setelah sebelumnya rebound oleh harapan opening economy pasca-lockdown, kini kecemasan datang lagi," ujarnya.
Kembali meningkatnya kasus positif COVID-19 di Amerika Serikat dan perkiraan ekonomi yang suram dari Gubernur The Fed Jerome Powell, direspons negatif oleh pasar.
Menurut Wahyu, level rupiah saat ini merupakan level yang wajar mengingat ancaman pelemahan rupiah masih tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang dan fundamental yang belum kuat.
Ditambah lagi dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan, serta utang yang besar.
"Wajar balik lagi melemah. Rupiah di atas Rp14.000 per dolar," kata Wahyu.
Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat di posisi Rp14.060 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.060 per dolar AS hingga Rp14.214 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.257 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.014 per dolar AS.
Baca juga: Melemah, dolar AS diperdagangkan pada kisaran paruh atas 106 yen
Baca juga: Dolar dan yen menguat, dipicu aksi jual saham dan "outlook" suram Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020