ACT mencatat sekitar 5.000 orang yang akan bekerja merangkul dan mengajak umat muslim untuk berkurban.

Jakarta (ANTARA) - Presiden lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengatakan kurban yang setiap tahun dilakukan secara rutin oleh umat muslim bisa menjadi salah satu solusi menghadapi persoalan ekonomi terutama saat pandemi COVID-19.

"Kita pahami lebih dalam bahwa kurban ini solusi problem ekonomi, karena sesungguhnya ini bagian dari ibadah sosial," kata dia saat peluncuran program Global Qurban "Labbaik Berkurban Terbaik" di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pada prinsipnya ACT membeli ternak secara langsung dari pedagang maupun peternak lokal dengan harga terbaik. Setelah dibeli, ACT kembali membagikan daging kurban itu kepada warga di sekitar peternakan.

Tidak hanya itu, bagi setiap masyarakat atau agen yang bisa mengajak orang lain untuk berkurban satu ekor sapi di Global Qurban maka mendapatkan imbalan Rp2 juta lebih.

Baca juga: Program "Labbaik Berkurban Terbaik" ACT targetkan 100 ribu sapi

Langkah tersebut dilakukan ACT mengingat pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak orang harus kehilangan pekerjaannya karena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan.

"Setidaknya itu dapat membantu memenuhi kebutuhan mereka," ujar dia.

Ia mengatakan dengan mengajak umat muslim sebanyak-banyak untuk berkurban, selain mendapatkan amal ibadah juga memperoleh sejumlah uang untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka.

Hingga kini ACT mencatat terdapat sekitar 5.000 agen atau orang yang akan bekerja merangkul dan mengajak umat muslim untuk berkurban dan tersebar di berbagai daerah.

Baca juga: ACT gandeng peternak lokal siapkan hewan kurban Idul Adha

"Itu hanya agen perorangan belum termasuk agen organisasi dan kemitraan yang juga mengelola puluhan ribu agen pemasaran," ujarnya.

Dengan menargetkan 100 ribu ekor sapi pada Idul Adha 1441 hijriah, diharapkan dapat menjangkau sebanyak mungkin masyarakat yang terdampak COVID-19.

Terkait pendistribusian, ACT akan mengantar langsung ke rumah-rumah warga dengan menggunakan transportasi milik lembaga termasuk jasa ojek daring. Hal itu dilakukan guna mencegah potensi penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Setiap kepala keluarga mendapatkan satu kilogram daging kurban," katanya.

Baca juga: ACT ajak masyarakat jadi agen kurban

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020