Solo (ANTARA News) - Susilo alias Adib, salah satu teroris yang tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, menyewa rumah yang menjadi tempat penyergapan tersebut melalui perantara bernama Yuli Utami.

"Saya menjadi perantara pada penyewaan rumah tersebut yang dilakukan enam bulan yang lalu," kata Yuli Utami di Solo, Jumat.

Sebelum ada transaksi penyewaan rumah, Yuni mengaku belum mengenal Susilo. Yuni dikenalkan dengan Susilo oleh Asep, uztaz di Pondok Pesantren Al Kahfi Solo.

Dia mengatakan, Asep dan Susilo bekerja di tempat yang sama, "Susilo juga bekerja sebagai uztaz dan memelihara sapi milik pesantren tersebut,".

"Sebelum terjadi transaksi, Asep yang sehari-hari juga mengantar jemput anak saya, Danu (3,5), memberi nomor telepon genggam saya kepada Susilo," katanya.

Dia mengatakan, Asep memberitahu Susilo bahwa rumah yang berada di sebelah rumah milik Yuli ditawarkan untuk disewa.

Setelah diberi nomor tersebut, lanjut dia, Susilo menghubungi dirinya, "Setelah itu, saya menyuruh Susilo untuk datang ke rumah saya,".

"Pada transaksi tersebut tidak dihadiri oleh Sugiyanto alias Totok, pemilik rumah yang disewa Totok," kata dia.

Selain itu, kata Yuli, harga sewa yang disepakati sebesar Rp1,4 juta untuk waktu sewa satu tahun.

"Pembayaran dilakukan dua kali. Pembayaran pertama sebesar Rp1.000.000, seminggu kemudian Susilo melunasi Rp400 ribu yang menjadi kekurangan pada pembayaran pertama," kata dia.Uang sewa tersebut, kata Yuli, langsung diserahkan kepada dirinya.

"Susilo menyewa rumah tersebut beserta perabot-perabot milik Totok yang ditinggal di rumah tersebut," katanya.

Menurut Yuli, sebagian dari barang-barang yang diamankan kepolisian merupakan barang milik Totok.

Pada dua bulan pertama, kata Yuli Utami, Susilo belum menempati rumah yang dibangun sejak sepuluh tahun lalu karena istrinya sedang hamil muda, "Baru tiga bulan terakhir ini dia dan istrinya menempati rumah itu,".

Pada berita sebelumnya, penyergapan teroris terjadi di Kampung Kepuhsari pada Rabu malam (16/9) hingga Kamis pagi (17/9).

Pada penyergapan yang dilakukan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), menewaskan empat orang, salah satunya adalah buronan teroris paling dicari di Indonesia, Noordin M Top.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009