Surabaya (ANTARA) - Dua unit thermal scanner atau alat pemindai suhu tubuh dipasang di pintu utama sisi timur dan pintu masuk sisi utara lobi Balai Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Jadi, kalau ada yang terdeteksi suhunya tinggi, langsung ditempatkan di bilik tenda yang telah disediakan. Nanti kita hubungi Command Center 112, kemudian dokternya menjemput," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mencoba thermal scanner di Balai Kota Surabaya, Jumat.
Baca juga: Jokowi cek "thermal scanner" di Bandara Soetta
Thermal scanner terdiri dari kamera dan alat khusus yang dapat mendeteksi suhu tubuh pengunjung. Bahkan, pengunjung juga dapat melihat langsung suhu tubuhnya di layar monitor yang tersedia di lokasi. Layar monitor itu menampilkan gambar siapapun yang terekam kamera thermal scanner berikut suhu tubuhnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga sempat mencoba sendiri alat pemindai suhu tubuh itu. Bahkan, ia tak canggung memasuki tenda untuk melihat langsung hasil scanner suhu tubuhnya di layar monitor.
Ia menilai bahwa penggunaan thermal scanner ini untuk meminimalisasi risiko petugas terpapar COVID-19. Sebab, jika hanya menggunakan thermo gun, kemungkinan besar bisa saja ketika ramai pengunjung ada yang belum terdeteksi suhu tubuhnya.
"Kalau tidak di-screening dia (petugas) bisa juga kena. Misalkan, ada orang lewat di belakang bergerombol itu bisa terkena screening," katanya.
Baca juga: BIN komitmen bantu Surabaya tekan penyebaran COVID-19
Baca juga: Pemprov Jatim: Ada satu mobil lab PCR khusus untuk Surabaya
Rencananya, lanjut dia, thermal scanner ini bakal dipasang di semua titik kantor Pemerintah Kota Surabaya. Bahkan, Risma juga berencana mengaplikasikan alat tersebut di kantor-kantor layanan publik yang ada di kota itu.
"Kita akan buat seperti itu, di semua titik kita tambah. Nanti, mungkin juga dipasang di lokasi-lokasi layanan publik, seperti Mal Pelayanan Publik di Siola dan di beberapa tempat layanan lainnya. Jadi tidak hanya di balai kota saja. Ini supaya lebih mudah mendeteksi warga yang terpapar COVID-19," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020